Kamis, 07/11/2019 09:10 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Serangan ISIS terhadap konvoi yang mengangkut karyawan perusahaan tambang Kanada di Burkina Faso menewaskan 37 orang pada Rabu (06/11) waktu setempat.
Dikutip Nytimes, penyerangan itu dinilai merupakan serangan paling mematikan dalam hampir lima tahun kekerasan jihadis di negara Afrika Barat itu.
Negara miskin dan rapuh secara politik ini telah berjuang untuk memadamkan pemberontakan jihadis yang meningkat yang telah merenggut ratusan nyawa sejak awal 2015 lalu.
Pada Rabu pagi sekelompok bersenjata tak dikenal menyergap lima bus yang mengangkut karyawan lokal, kontraktor, dan pemasok perusahaan tambang Semafo.
Bom Bunuh Diri Meledak di Kedutaan Besar Rusia di Kabul
Arab Saudi Kutuk Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul
Dendam Usai ISIS Ledakkan Bandara Kabul, Joe Biden: Kami Buru Anda
"Sebanyak 60 orang lainnya terluka," kata Saidou Sanou, gubernur Est Region.
Perusahaan pertambangan mengatakan lima bus dikawal oleh militer dan sekitar 25 mil dari tambang emas Boungou di Provinsi Tapoa ketika mereka disergap.
Pemerintah Burkina Faso mengatakan orang-orang bersenjata telah melakukan "serangan kompleks," dan petugas keamanan sedang mencari di daerah itu.
Itu adalah serangan mematikan ketiga di Semafo, yang mengoperasikan dua ranjau di Burkina Faso, dalam 15 bulan.
"Kami secara aktif bekerja dengan semua tingkat otoritas untuk memastikan keselamatan dan keamanan yang berkelanjutan dari karyawan, kontraktor, dan pemasok kami," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Dua serangan terpisah terhadap konvoi yang membawa karyawan tambang Boungou pada Agustus dan Desember tahun lalu menewaskan 11 orang.
Perusahaan menyalahkan "bandit bersenjata" atas serangan tahun lalu, dan kemudian memperkuat pengawalnya yang bersenjata
Keyword : Tambang KanadaSerangan ISIS