Rabu, 06/11/2019 12:41 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Dunia pendidikan kembali berduka. Sejumlah kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, ambruk pada Selasa (5/11) kemarin, akibat peristiwa itu, seorang siswa dan seorang guru meninggal dunia dan belasan lainnya terluka akibat kejadian itu.
Menanggapi peristiwa itu, Wakil ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengaku sangat prihatin, mengingat anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan fasilitas pendidikan sangat besar.
"Harus kita selidiki, dimana akar missnya? Apakah pihak sekolah yang tidak melaporkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak, ataukah dari dinas pendidikan kota yang belum menindaklanjuti laporan?," kata Hetifah kepada wartawan, Jakarta, Rabu (06/11/2019).
Menurut Hetifah, sekolah dasar merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Namun, banyak juga program bantuan dari pemerintah pusat seperti dalam bentuk dana alokasi khusus.
Apresiasi Dukungan Percepatan Pembangunan Desa, Kemendes PDTT Gelar CSR & PDB Awards 2024
Komisi III Dukung Pembangunan Lapas di Babel: Solusi Overkapasitas Selain Restorative Justice
Wamendes Paparkan Pembangunan Desa Sekitar IKN di Lemhanas RI
“Semua stakeholder pendidikan harus proaktif dalam mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Baik dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orangtua murid," ujar dia.
Untuk diketahui, sejumlah ruang kelas di SD Gentong di Jalan Kyai Sepuh, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019) pagi ambruk. Akibat peristiwa itu, dua orang tewas dan belasan orang lainnya terluka.
Korban tewas adalah Irza Almira (8) siswa Kelas 2B dan Sevina Arsy Wijaya (19), guru pengganti yang saat peristiwa terjadi berada di Kelas 5.
Sedangkan korban luka adalah Zidan (8), Wildalmul (11), Abdul Muktim (11), Hilda Salsa (11), Alisah (7), Kina (8), Zahra Salsabilla (9), Akbar (8), Siti Rohmania (8), Aisyah (8), dan Ahmad Gerhana (8). Semua korban merupakan warga Kelurahan Gentong.