Indonesia akan Kebanjiran Impor, Kemendag Bilang untuk Perkuat Industri

Selasa, 22/10/2019 21:34 WIB

Jakarta, Jurnas.com – Implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan membuat banyaknya barang impor masuk ke Indonesia. Namun, impor tersebut disebut akan memperkuat industri dalam negeri.

Demikian kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo pada konferensi pers di Jakarta, Selasa (22/10).

Barang impor tersebut berupa barang modal seperti mesin-mesin atau bahan baku produksi. "Indonesia tidak bisa terus bermain aman, menutup diri dari perdagangan global karena itu hanya akan membuat negara semakin jauh tertinggal," kata Iman.

Imam menilai di masa mendatang perdagangan global akan semakin terbuka dan fleksibel dengan adanya teknologi digital.

"Pertahanan paling bagus itu menyerang. Di masa depan, pasar domestik dan global itu tidak ada batasnya apalagi jika sudah bicara digital ekonomi," imbuh Iman.

Iman menambahkan dalam sepuluh tahun mendatang akan banyak produk-produk yang dikirim melalui lintas batas hanya dengan menggunakan mesin pencetak tiga dimensi.

"Kalau kita selalu melihat dari sisi impor, Indonesia akan makin tertinggal. Kita harus memanfaatkan perdagangan terbuka untuk mengambil keuntungan," lanjut Iman.

Lebih lanjut, dia mengatakan dengan banyaknya impor barang modal, maka Indonesia akan memiliki industri yang semakin besar dan kuat sehingga mampu menghasilkan berbagai produk untuk selanjutnya diekspor kembali dan menjadi sumber devisa negara.

Oleh karena itu, kata Imam, perjanjian dagang seperti RCEP menjadi pintu masuk bagi Indonesia untuk mendorong kinerja ekspor di masa mendatang.

Iman menghimbau masyarakat mulai mengubah pola pikir bahwa kegiatan impor itu adalah hal yang haram dan berbahaya. Menurutnya, impor lazim dilakukan untuk memperkuat industri dalam negeri guna mengambil manfaat lebih besar dalam rantai perdagangan dunia.

"Kita ini anggota G20, diprediksi jadi negara dengan ekonomi terbesar ke tujuh di 2030 dan terbesar keempat di 2050, tetapi sikap kita seperti orang ketakutan," kata Imam.

Iman mengatakan apabila selalu mengkhawatirkan impor, maka Indonesia akan menjadi katak dalam tempurung.

"Tidak bisa seperti itu. Jika tidak kunjung mengamankan pasar-pasar yang besar melalui perjanjian dagang, Indonesia akan kehilangan momentum," lanjut Iman.

Iamenambahkan proses perundingan perdagangan internasional tidak bisa menunggu akrena apabila Indonesia tidak mengambil peran, maka pasar akan direbut negara lain.(Anadolu)

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya