Sabtu, 19/10/2019 21:50 WIB
Beijing, Jurnas.com - China dan Amerika Serikat (AS) membuat kemajuan substansial menuju kesepakatan perdagangan parsial. Begitu kata pihak negosiator China dalam komentar pertamanya sejak pembicaraan dengan Presiden AS, Donald Trump pekan lalu.
Trump mengumumkan kesepakatan parsial setelah pertemuan di Washington dengan delegasi perdagangan China yang dipimpin Liu He, pada 11 Oktober lalu.
Kesepakatan ini termasuk di dalamnya menuntut China meningkatkan pembelian produk pertanian AS dan perlindungan untuk kekayaan intelektual. Namun tidak dipaparkan rinciannya secara spesifik.
"China dan AS telah membuat kemajuan besar dalam banyak aspek, dan meletakkan landasan penting untuk perjanjian fase satu," kata Wakil Perdana Menteri pada konferensi realitas virtual di Nanchang, provinsi Jiangxi, pada hari Sabtu.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Dalam komentar publik pertamanya tentang perundingan Washington, Liu mengatakan fondasi penting untuk penandatanganan perjanjian bertahap sudah berhasil.
"Tiongkok bersedia bekerja sama dengan AS untuk mengatasi keprihatinan inti masing-masing atas dasar kesetaraan dan saling menghormati," kata Liu, menurut laporan pada catatan Taoran, akun media sosial yang dikelola Economic Daily.
Kesepakatan yang diumumkan Trump menawarkan penangguhan sementara tarif yang direncanakan untuk pertengahan Oktober.
Namun itu tidak membatalkan bea masuk yang sudah diberlakukan hingga sekarang pada ratusan miliar dolar dalam perdagangan antara kekuatan ekonomi. Juga tidak membahas putaran pajak impor yang direncanakan untuk bulan Desember.
"Menghentikan eskalasi perang perdagangan menguntungkan Cina, AS, dan seluruh dunia. Apa yang diharapkan oleh para produsen dan konsumen," kata Liu.
Pekan lalu, Trump berharap dapat menandatangani perjanjian dengan timpalannya Presiden China, Xi Jinping pada pertemuan puncak APEC di Chili bulan depan.