Rabu, 16/10/2019 23:05 WIB
Teheran, Jurnas.com - Anggota parlemen senior Iran dan Jerman menyerukan Turki untuk mengakhiri militerisme di Suriah dan Yaman.
Keduanya menekankan perlunya solusi politik dari konflik yang mendatangkan malapetaka di dua negara Arab yang dilanda perang.
Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani mengadakan pembicaraan dengan Wakil Presiden Parlemen Jerman (Bundestag), Claudia Roth di Majelis Antar-Parlemen (IPU) di Beograd kemarin.
Selama pertemuan, Larijani menegaskan kembali oposisi Teheran terhadap serangan militer Turki yang sedang berlangsung terhadap militan Kurdi di Suriah utara.
Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
Pertamina Tidak Bergantung dengan BBM dari Timur Tengah
Ia sengatakan serangan itu akan menjurus pada pembantaian dan pemindahan dan hanya semakin memperumit masalah-masalah Suriah.
Larijani mengecam kegagalan Uni Eropa mengambil tindakan terhadap serangan Turki.
"Peran UE tidak dapat dibatasi hanya dengan memberikan saran," kata Larijani, menyerukan negara anggota Uni Eropa, khususnya Jerman, memainkan peran lebih aktif dalam upaya menyelesaikan krisis.
Di tempat yang sama, Roth menyuarakan keprihatinan mendalam Jerman atas operasi militer Turki di Suriah utara. Ia memperingatkan, serangan menimbulkan gelombang masuknya pengungsi ke wilayah tetangga Kurdistan semi-otonom Irak.
Menanggapi pernyataan Larijani tentang peran UE, Roth mengatakan bahwa blok 28-negara itu telah mendesak Rusia untuk menekan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan atas serangan itu dan berupaya mengakhiri penjualan senjata ke Ankara.
Ia mengkritik Erdogan karena mengancam akan membanjiri Eropa para pengungsi, jika benua itu bersikeras membatasi aksi militer Ankara, menambahkan bahwa Iran dapat membantu menyelesaikan masalah pengungsi.
Claudia lebih lanjut menyoroti pentingnya upaya politik menyelesaikan krisis di Suriah. Ia mengatakan, komite konstitusi negara yang baru dibentuk perlu diberdayakan untuk membantu menemukan solusi damai dari konflik.