Trump: Bukan AS yang Harus Lindungi Kurdi dari Turki

Selasa, 15/10/2019 07:10 WIB

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dan negara-negara lain harus bertanggung jawab melindungi Kurdi sekutu AS di Suriah utara terhadap serangan Turki, bukan AS yang 7.000 mil dari Suriah.

"Biarkan Suriah dan Assad melindungi Kurdi dan Turki memerangi tanah mereka sendiri. Aku berkata kepada para jendralku, mengapa kita harus berjuang untuk Suriah dan Assad untuk melindungi tanah musuh kita?" kicau Trump, Senin (15/10).

"Siapa pun yang ingin membantu Suriah melindungi orang Kurdi itu baik padaku, apakah itu Rusia, China, atau Napoleon Bonaparte. Kuharap mereka semua hebat, kita berada 7.000 mil jauhnya!" sambungnya.

Trump lebih jauh mengajukan pertanyaan mengapa negaranya harus mengambil bagian dalam melindungi saat Suriah ketika Presiden Assad adalah musuh Gedung Putih.

Komentar Trump menyusul kritikan dari Partai Republik dan Demokrat sejak Washington mengumumkan delapan hari yang lalu bahwa pasukan AS akan meninggalkan Suriah utara yang disebut sebagai pengkhianatan terhadap Kurdi.

Menyusul keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah utara, pasukan Turki pekan lalu pindah ke wilayah Suriah, menyerang pasukan Kurdi yang berperang bersama AS melawan Islamic State Iraq and Syria (ISIS/Daesh).

Akibatnya, Kurdi membuat kesepakatan untuk bergabung dengan tentara Suriah, pasukan Presiden Assad dalam upaya untuk mendorong kembali Turki.

Dalam kicauan lainnya, Trump juga merilis pernyataan untuk mengumumkan sanksi baru terhadap pejabat saat ini dan mantan Pemerintah Turki dan setiap orang yang berkontribusi pada tindakan destabilisasi Turki di timur laut Suriah.

Ia mengatakan akan segera mengeluarkan "Perintah Eksekutif" untuk menghukum Turki.

Ia juga berjanji untuk meningkatkan tarif baja hingga 50 persen, dan segera menghentikan negosiasi sehubungan dengan kesepakatan perdagangan 100 miliar dolar dengan Turki.

TERKINI
Staf PBB Meninggal, Israel Sebut Kendaraannya Diserang di Zona Pertempuran Aktif di Gaza Mahasiswa Harvard yang pro-Palestina Akhiri Perkemahan, Berjanji akan Lanjutkan Protes Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki Hadapi Kerusuhan di Kaledonia Baru, Prancis Upayakan Pembicaraan dan Kirim Polisi