Senin, 07/10/2019 12:05 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Amerika Serikat tidak akan mendukung Turki dalam operasinya di Suriah Utara. Hal itu diumumkan Gedung Putih setelah pembicaraan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Hari ini, Presiden Donald J. Trump berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki melalui telepon. Turki akan segera bergerak maju dengan operasi yang telah lama direncanakan ke Suriah Utara. Angkatan Bersenjata Amerika Serikat tidak akan mendukung atau terlibat dalam operasi itu, dan pasukan Amerika Serikat, setelah mengalahkan kekhalifahan teritorial ISIS, tidak akan lagi berada di daerah dekat," bunyi pernyataan Gedung Putih dilansir sputniknews
Pada hari Sabtu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Ankara berencana untuk melancarkan operasi di Suriah utara di sebelah timur Sungai Efrat dalam beberapa hari mendatang. Menurutnya, tujuan operasi itu adalah untuk membersihkan perbatasan Suriah dengan Turki dari milisi Kurdi, menciptakan zona keamanan dan menampung para pengungsi Suriah di sana.
Pada 7 Agustus, Turki dan Amerika Serikat sepakat untuk menciptakan zona aman di Suriah utara setelah berbulan-bulan ketegangan antara kedua negara atas kehadiran milisi Kurdi di wilayah tersebut.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Kemudian pada Agustus, Erdogan memperingatkan bahwa negaranya dapat melancarkan operasi militer terhadap pasukan Kurdi di Suriah di sebelah timur Sungai Efrat jika Amerika Serikat gagal memenuhi persyaratan Ankara untuk zona aman.
Wilayah di sebelah timur Eufrat saat ini dikendalikan oleh pasukan bela diri, terutama terdiri dari milisi Kurdi, termasuk Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang didukung AS, yang dipandang Ankara sebagai afiliasi dari Partai Pekerja Kurdistan ( PKK), terdaftar sebagai organisasi teroris di Turki.
Pada bulan Desember 2018, Erdogan mengumumkan bahwa Turki siap untuk memulai operasi militer melawan milisi Kurdi di tepi timur Sungai Eufrat serta di Manbij Suriah, yang terletak di dekat perbatasan Turki, jika Amerika Serikat tidak menghapus para pejuang dari sana.
Tak lama kemudian, Presiden Turki menyatakan bahwa dia telah memutuskan untuk menunda awal operasi setelah percakapan telepon dengan Trump pada pertengahan Desember, di mana POTUS mengungkapkan rencananya untuk menarik semua pasukan Amerika dari Suriah.
Turki telah lama menentang kehadiran milisi Kurdi di utara Suriah, mengklaim bahwa mereka merupakan ancaman bagi keamanan negara. Pada Januari 2018, Turki meluncurkan operasi militer di kota Afrin melawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang didukung AS. Serangan itu dibanting sebagai agresi oleh Damaskus.
Keyword : Suriah Utara Presiden Turki Amerika Serikat