Iran Kecam Keterlibatan Inggris dalam Perang Yaman

Jum'at, 27/09/2019 07:30 WIB

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengecam keterlibatan Inggris dalam perang mematikan yang dipimpin Arab Saudi di Yaman. Ia mendesak London berhenti menjual senjata kepada para agresor, bukan malah menuding negara lain tanpa dasar.

"Alih-alih meluncurkan kampanye kotor terhadap negara lain, Inggris harus berhenti membuat kerusakan di wilayah itu, menjual senjata kepada koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman dan terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, Kamis (26/9).

Kecaman Mousavi itu muncul  setelah Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menuding Iran menunggangi serangan minyak Arab Saudi 14 September tanpa memberikan bukti apapun untuk mendukung klaimnya.

Mousavi mengatakan dukungan Inggris terhadap pihak Arab Saudi dalam perang Yaman tidak meninggalkan alasan bagi opini publik untuk menerima tuduhan tidak realistis dan sepihak Inggris terhadap Iran.

Dukungan politik dan senjata Inggris untuk Arab Saudi sebagai faktor perang berkelanjutan di Yaman. Karena itu, Mousavi meminta London berhenti menuding negara lain dan menghasut sekutunya mengakhiri perang yang merusak di Yaman.

"Inggris lebih baik berhenti mencampuri urusan negara-negara kawasan. Harusnya Londong menemukan solusi yang bijak untuk mengakhiri konflik dan ketegangan yang sedang berlangsung di kawasan yang sebagian besar diciptakan sebagai akibat dari campur tangan asing," tegas Mousavi.

Serangan udara Arab Saudi yang didukung AS terhadap tetangganya Yaman sejauh ini telah membunuh ribuan warga sipil. Jutaan orang meninggalkan atau kehilangan rumah mereka, dan memicu kelaparan yang meluas.

Tuduhan Inggris terhadap Iran mencuat saat penjualan senjata Inggris ke Arab Saudi menjadi faktor utama penyebab konflik di Yaman.

Sejak perang melawan Yaman dimulai, Inggris telah melisensikan penjualan senjata senilai setidaknya £ 4,7 miliar (USD6 miliar) ke Riyadh. Selain dari Inggris, sekutu Arab Saudi lainnya, termasuk AS, juga memberikan senjata kepada kerajaan itu dalam perangnya melawan Yaman.

Sebuah think tank Amerika mengatakan, pada bulan April mereka menemukan data baru yang menunjukkan kesepakatan senjata AS dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab "secara dramatis dikecilkan" dan miliaran lebih dari yang dilaporkan sebelumnya.

Data yang dikumpulkan oleh pengawas perdagangan senjata Security Assistance Monitor (SAM) menunjukkan bahwa AS telah mencapai setidaknya USD68,2 miliar kesepakatan dengan kedua negara sejak mereka memulai perang mereka di Yaman.

TERKINI
Baru Hadir Pertama Kali di Met Gala 2024, Bintang Baywatch Pamela Anderson Tampil Polos Met Gala 2024, Sarah Jessica Parker Tampil dengan Ciri Khasnya Headpiece Unik Jadi Ketua Met Gala 2024, Zendaya Beri Penampilan Dramatis dengan Gaun Merak Met Gala 2024, Inilah Penampilan Kecantikan Putri Tidur ala Kendall Jenner