Rabu, 18/09/2019 07:39 WIB
Washington, Jurnas.com - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence mengatakan Washington harus membela sekutunya, seperti Arab Saudi, tetapi pemerintahan Trump tidak ingin berperang dengan siapa pun.
"Setelah serangan yang tidak dipicu ini, saya berjanji kepada Anda, kami siap," kata Pence pada Selasa (17/9) setelah serangan terhadap dua infrastruktur minyak Arab Saudi Aramco yang memangkas lebih dari setengah produksi kerajaan hingga membuat harga minyak melonjak.
"Kami terkunci dan dimuat dan kami siap untuk membela kepentingan sekutu kami. Jangan salah," tambahnya.
Pejuang Yaman Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi AS membantah dan mengklaim serangan itu dilakukan Iran.
Legislator Ingatkan Calon Jemaah Haji Pakai Visa Resmi Pemerintah Saudi
Anggota DPR Apresiasi Pelaksanaan Screening Kesehatan Jemaah Haji
Komisi VIII DPR Lepas Jemaah Haji Kloter 15 Embarkasi Donohudan
Pence juga mengatakan, sepertinya Iran bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi badan-badan intelijen AS masih sedang mengumpulkan bahan untuk mengkonfirmasi rinciannya.
Ia mengatakan, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada Selasa (17/9) untuk membahas serangan di kilang minyak tersebut dengan pejabat Saudi.
"Kami sedang mengevaluasi semua bukti, kami berkonsultasi dengan sekutu kami," kata Pence.
Sebelumnya, Yaman mengklaim menggunakan 10 pesawat tanpa awak untuk menyerang kilang minyak Arab Saudi Aramco. Ini merupakan salah satu serangan pembalasan terbesar mereka terhadap Negeri Petro Dolar..
Tentara Yaman mengatakan, serangan itu dilakukan bersama intelijen dan bekerja sama dengan orang-orang terhormat dan pencari kebebasan tertentu di Arab Saudi.
Keyword : Kilang MinyakAmerika SerikatArab Saudi