Kilang Minyak Arab Saudi Aramco Diserang, Iran Ledek Senjata Miliar AS

Rabu, 18/09/2019 06:01 WIB

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengecam Amerika Serikat (AS) karena menggoreng kasus serangan pesawat tak berawak Yaman baru-baru ini pada infrastruktur minyak Saudi.

Zarif menegaskan, sikap AS tidak akan pernah menghentikan Yaman yang menjadi korban perang Arab Saudi untuk memberikan tanggapan seperti ini.

"AS salah jika berpikir, para korban Yaman 4,5 tahun dari kejahatan perang terburuk tidak akan melakukan serangan balik. Mungkin itu memalukan bahwa senjata senilai 100 miliar dolar tidak mampu mencegat tembakan Yaman," kata Zarif lewat akun Twitter pribadinya.

"Menyalahkan Iran di balik serangan itu tidak akan mengubah fakta tentang kemampuan Yaman," tambahnya.

Zarif menegaskan kembali sikap Iran bahwa mengakhiri perang mematikan di Yaman adalah satu-satunya solusi untuk korban selanjutnya.

Gerakan Ansarullah Yaman dan sekutu mereka di tentara Yaman mengerahkan sebanyak 10 drone untuk membom infrastruktur minyak Abqaiq dan Khura yang operasikan perusahaan minyak milik negara Arab Saudi Aramco pada 14 September.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya memangkas lebih dari setengah produksi minyak mentah Saudi, atau lima persen dari pasokan global. Dengan dalih itulah, para pejabat Riyadh dan AS mengklaim tanpa bukti bahwa serangan itu berasal dari Irak atau Iran.

Dalam kicauan lainnya, Zarif mengecam Washington karena tetap diam atas pembantaian anak-anak Yaman yang dipimpin koalisi Saudi dengan senjata buatan AS.

"Bayangkan saja: AS tidak kecewa ketika sekutu-sekutunya tanpa ampun membombardir bayi di Yaman selama lebih dari 4 tahun — dengan senjata dan bantuan militernya," kata Zarif.

"Tapi itu sangat sedih ketika para korban bereaksi satu-satunya cara mereka bisa — terhadap kilang MINYAK agresor," tambahnya.

Yaman menolak membatah tudingan AS bahwa Iran dan Irak memainkan peran dalam serangan itu.

"Kami mengkonfirmasi bahwa operasi ini dilakukan dari wilayah Yaman dan oleh Tentara Yaman dan Komite Populer," kata Brigadir Jenderal Abdullah al-Jefri, kepala angkatan udara Yaman.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya meluncurkan kampanye yang menghancurkan terhadap Yaman pada Maret 2015, untuk membawa Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Ansarullah.

Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di AS (ACLED), memperkirakan Arab Saudi di Yaman sudah merenggut lebih dari 91.000 jiwa selama empat setengah tahun terakhir.

Perang juga merusak infrastruktur negara, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik. PBB mengatakan lebih dari 24 juta orang Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta orang menderita kelaparan tingkat ekstrem.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios