Minggu, 08/09/2019 16:38 WIB
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump membatalkan pembicaraan damai dengan Taliban menyusul pemboman di ibukota Afghanistan Kabul, baru-baru ini.
Ia mengatakan para pemimpin Taliban dan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani secara terpisah datang ke AS pada Sabtu malam untuk berunding di Camp David, Maryland. Tetapi, Trump mengatakan membatalkan pertemuan itu.
"Sayangnya, untuk membangun daya tarik palsu, mereka mengakui serangan di Kabul yang menewaskan salah satu prajurit hebat kita, dan 11 orang lainnya," kata Trump lewat akun Twitternya pada Sabtu (7/9).
Taliban mengaku bertanggung jawab atas pemboman Kamis (5/9) di timur Kabul.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
"Saya segera membatalkan pertemuan dan negosiasi damai. Orang macam apa yang membunuh begitu banyak orang hanya untuk memperkuat posisi tawar?" ujarnya.
"Jika mereka tidak dapat menjaga gencatan senjata selama pembicaraan damai, dan bahkan membunuh 12 orang yang tidak bersalah, maka mereka mungkin tidak memiliki kekuatan untuk menegosiasikan perjanjian yang berarti," kata Trump.
"Berapa dekade lagi mereka mau bertarung?" tanyanya.
Pengumuman Trump muncul beberapa hari setelah negosiator perunding damai Amerika Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa AS telah mencapai kesepakatan secara prinsip dengan Taliban.
Dalam sebuah wawancara dengan Tolo News di Afghanistan, dia mengatakan pasukan AS akan mengosongkan lima pangkalan militer di Afghanistan dalam 135 hari awal setelah penandatanganan kesepakatan. (AA)