Minggu, 08/09/2019 09:17 WIB
Riyadh, Jurnas.com - Arab Saudi untuk pertama kalinya tercatat dalam sejarah mengangkat anggota keluarga kerajaan sebagai menteri energi negara itu. Keputusan itu memicu kekhawatiran tentang keseimbangan kekuasaan di kerajaan.
Kantor berita SPA melaporkan, mengutip dekrit kerajaan bahwa Pangeran Abdulaziz bin Salman sudah angkat sebagai menteri energi, menggantikan Khalid al-Falih, seorang pria kunci dalam industri minyak dan energi Arab Saudi.
Abdulaziz, seorang putra raja, sudah menjadi wakil menteri energi selama bertahun-tahun dan memiliki pengalaman puluhan tahun di sektor ini dengan mewakili Arab Saudi sebagai anggota delegasi negara itu ke Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), jurusan kartel minyak tempat Riyadh memegang kekuasaan besar.
Legislator Ingatkan Calon Jemaah Haji Pakai Visa Resmi Pemerintah Saudi
Anggota DPR Apresiasi Pelaksanaan Screening Kesehatan Jemaah Haji
Komisi VIII DPR Lepas Jemaah Haji Kloter 15 Embarkasi Donohudan
Namun, penunjukan Minggu (8/9) dapat menyebabkan beberapa kekhawatiran tentang stabilitas keputusan terkait minyak di Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia.
Tak satu pun dari menteri energi Arab Saudi sejak 1960 dari kerajaan karena keluarga Al Saud yang berkuasa selalu berusaha menghindari kekhawatiran yang mungkin timbul tentang keseimbangan kekuasaan di Negeri Petro Dolar.
Penunjukan itu juga dilakukan sebulan setelah Arab Saudi mengambil sebagian kekuasaan dari super-menteri energi dan memberikannya kepada menteri yang baru dibentuk untuk industri dan sumber daya mineral.
Itu juga datang seminggu setelah Yasser al-Rumayyan menggantikan mantan menteri energi Falih sebagai ketua raksasa minyak negara Aramco.