PM Inggris: Lebih Baik Mati Ketimbang Tunda Brexit

Jum'at, 06/09/2019 08:45 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan akan memilih mati daripada menunda Brexit setelah bulan depan, ketika ia mendesak anggota parlemen oposisi yang menentang rencananya untuk mendukung pemilihan awal.

Anggota parlemen di House of Commons minggu ini mengesahkan RUU yang bisa menghentikan Johnson membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan perceraian dengan Brussels.

Selain itu, mereka juga menolak seruannya untuk pemilihan cepat untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang telah menandai tiga tahun terakhir sejak referendum untuk Brexit.

Dalam sebuah pidato di Inggris utara, Johnson mengatakan "Saya lebih baik mati di selokan" daripada meminta penundaan keterlambatan Brexit kepada UE.

"Kita harus keluar dari UE pada 31 Oktober," kata pemimpin Konservatif, hanya beberapa jam setelah menderita pukulan baru dengan pengunduran diri saudaranya dari pemerintah dilansir The Time.

Pidato itu, di akademi kepolisian di kota Wakefield, pada akhirnya dirusak oleh jatuhnya seorang kadet polisi yang berdiri di belakangnya.

Acara itu dimaksudkan sebagai langkah pertama kampanye pemilihan umum, sebelum para anggota parlemen menolak pemilihan dalam Rabu malam.

Pemungutan suara meninggalkan Johnson dalam limbo, rencananya Brexit compang-camping tetapi tanpa jalan keluar setelah mayoritas parlementernya dihancurkan oleh pemberontakan partai Konservatif atas masalah ini.

Akibatnya, pemerintahnya mengumumkan akan mencoba lagi untuk memaksa pemilihan dengan suara House of Commons pada hari Senin, dan dia menantang partai oposisi Partai Buruh untuk mendukungnya.

TERKINI
Zayn Malik Gugup Gelar Konser Solo Pertama Kali Sejak Keluar dari One Direction Gosip Perceraian dengan Ben Affleck, Jennifer Lopez Semangat Latihan Tari Jelang Konser Karpet Merah Festival Film Cannes 2024, Selena Gomez Tampil Glamor dengan Gaun Monokrom Kejutan Eras Tour Ke-89 di Swedia, Taylor Swift Bawakan Tiga Lagu dari Album `1989`