Selasa, 13/08/2019 21:14 WIB
Teheran, Jurnas.com - Otoritas pelabuhan Iran mengatakan Inggris kemungkinan akan membebaskan tanker minyaknya setelah beberapa dokumen dipertukarkan yang akan membantu mengamankan pembebasannya.
Bulan lalu, Marinir Kerajaan Inggris menyita kapal di lepas pantai Gibraltar itu karena dicurigai membawa minyak mentah Iran ke Suriah dalam pelanggaran sanksi Uni Eropa terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Inggris tertarik untuk melepaskan tanker minyak Iran Grace 1 setelah pertukaran beberapa dokumen. Kami berharap pembebasannya akan segera terjadi," kata wakil kepala Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran, Jalal Eslami.
"Kapal itu disita berdasarkan tuduhan palsu. Kapal itu belum dibebaskan," tambahnya.
Ultimatum untuk Pochettino: Lolos Eropa atau Pecat!
Bintang Hollywood Akuisisi Saham Mayoritas Leeds United
Arsenal Tekuk Bournemount Tiga Gol Tanpa Balas
Menurut kantor berita The Associated Press, sorang pejabat senior di Gibraltar, yang berbicara dengan syarat anonim, membantah laporan itu. Ia menyebutnya tidak benar.
Kantor berita Reuters juga mengutip sumber pemerintah utama Libya yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa laporan itu tidak benar.
Sebelumnya, Selasa (13/8), Gibraltar mengatakan sedang berusaha untuk mengurai masalah yang timbul dengan Iran sejak penahanan Grace 1.
"Kami terus berupaya untuk meredakan masalah yang muncul sejak penahanan Grace 1 yang sah," kata juru bicara Gibraltar.
Perintah penahanan saat ini pada kapal berakhir pada Sabtu malam, setelah pengadilan memutuskan nasibnya.
Mengutip otoritas Gibraltar, kantor berita semi-resmi FARS mengatakan kapal itu akan dibebaskan pada Selasa malam.
Dua minggu setelah penyitaan kapal itu, Korps Pengawal Revolusi Iran menangkap kapal berbendera Inggris milik Swedia yang melanggar peraturan "maritim internasional" di Selat Hormuz.
Lalu lintas kapal tanker melalui Selat, tempat seperlima dari minyak dunia lewat sudah menjadi fokus perselisihan antara Iran dan AS, yang telah meningkatkan kehadiran militernya di Teluk sejak Mei.
Inggris, bergabung dengan misi keamanan pimpinan AS di lorong sempit pada 5 Agustus untuk mengamankan lalu lintas maritim.
Keyword : InggrisTanker MinyakGrace Iran