Selasa, 06/08/2019 05:01 WIB
Dubai, Jurnas.com - Iran tetap menjalankan pengamanan di Selat Hormuz, dan tidak akan lagi menolerir "pelanggaran maritim" di kawasan tersebut.
Demikian disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif pada hari Senin (5/8), sehari pasca negara itu menangkap sebuah kapal tanker minyak kedua di dekat jalur air strategis yang dituduh menyelundupkan bahan bakar.
Lalu lintas kapal tanker melalui Selat Hormuz menjadi fokus ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Teheran, di mana Inggris juga terseret. AS sendiri telah meningkatkan kehadiran militernya di Teluk sejak Mei.
Diketahui sehari sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi elit Iran menangkap kapal tanker Irak di utara Selat dan menahan tujuh awaknya, media pemerintah melaporkan. Komandan penjaga Ramezan Zirahi seperti dikutip mengatakan membawa bahan bakar 700.000 liter.
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
"Iran dulu melupakan beberapa pelanggaran maritim di Teluk, tapi tidak akan pernah menutup mata lagi," tegas Zarif dalam konferensi pers yang disiarkan televisi di Teheran.
"Iran bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan Selat Hormuz dan kawasan," lanjut dia.
Iran mengancam akan memblokir semua ekspor melalui Selat, yang dilalui seperlima dari lalu lintas minyak global, jika negara-negara lain mematuhi tekanan AS untuk berhenti membeli minyak Iran.
Iran sejauh ini menolak seruan oleh pemerintah Trump untuk menegosiasikan kesepakatan baru.
Zarif menyerukan peningkatan hubungan dengan saingan Iran di Timur Tengah, di mana ia telah terlibat dalam perang proksi selama beberapa dekade dengan Arab Saudi.
Keyword : IranSelat Hormuz