Kasus Ebola Semakin Memburuk di Kongo

Kamis, 18/07/2019 08:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional di Republik Demokratik Kongo ketika krisis Ebola memburuk.

Penyakit ini, yang sebagian besar terkandung di wilayah Kivu, telah menewaskan lebih dari 1.600 orang sejak Agustus 2018.

Deklarasi tersebut mengikuti pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional untuk Ebola di Kongo, yang telah mengawasi respons WHO terhadap krisis.

"Ini masih darurat regional dan sama sekali bukan ancaman global," kata Prof Robert Steffen, ketua komite IHR, tetapi dia mendesak masyarakat internasional untuk memperhatikan dilansir The National.

Keadaan darurat diumumkan setelah infeksi melaju 500 kilometer, ancaman infeksi di kota Goma dan dengan perang melawan penyakit itu akan berlalu setahun pada Agustus.

Minggu ini, kematian seorang pendeta akibat penyakit di Goma, sebuah kota berpenduduk lebih dari satu juta orang, memicu kekhawatiran wabah yang menghancurkan.

Dalam menyatakan keadaan darurat, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan risiko penyebaran Ebola di Kongo dan wilayah sangat tinggi, tetapi risiko itu bergerak ke luar tetap rendah.

Ebola menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh, membuatnya sangat menular. Vaksin diciptakan selama wabah besar terakhir antara 2014 dan 2016.

Sejauh ini, lebih dari 160.000 orang telah diberikan vaksin, tetapi hanya mereka yang telah melakukan kontak dengan pasien Ebola yang memenuhi syarat. Memerangi wabah menjadi semakin sulit dengan serangan terhadap pekerja bantuan di Kongo.

Deklarasi darurat adalah salah satu tindakan paling serius yang tersedia bagi WHO, dan deklarasi hari Rabu adalah yang keempat kalinya digunakan.

Salah satu dari peristiwa itu adalah wabah Ebola besar terbaru di Afrika Barat, yang menewaskan lebih dari 11.000 orang.

Ghebreyesus memuji pemerintah Kongo atas transparansi dan menyerukan perhatian internasional yang lebih besar tentang masalah ini.

"Pemerintah Kongo menunjukkan transparansi luar biasa dalam berbagi informasi setiap hari," katanya, Rabu malam.

“Mereka melakukan semua yang mereka bisa. Mereka membutuhkan dukungan dari komunitas internasional. Itu termasuk dukungan keuangannya," tambahnya.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih