Proyek Medis, AS Tanam Ganja Terluas di Dunia

Jum'at, 12/07/2019 08:20 WIB

Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang menumbuhkembangkan tanaman ganja atau marijuana demi kepentingan riset ilmiah, dalam lima tahun ke depan.

Penanaman ini konon untuk merespon tingginya permintaan tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD), dua senyawa yang terkandung dalam ganja.

Seperti dikutip dari Associated Press, badan federal berencana menumbuhkan 2.000 kilogram ganja tahun ini di Universitas Mississippi, sebagai satu-satunya perguruan tinggi yang memegang lisensi untuk memproduksi ganja.

Nantinya, tanaman ganja akan dibagi antara varietas THC tinggi dan CBD tinggi, di mana CBD diyakini sebagai obat potensial untuk sejumlah kondisi medis.

Tahun lalu, obat-obatan berbasis CBD telah disetujui oleh regulator federal untuk dua gangguan kejang yang langka. Saat ini peneliti sedang melakukan riset untuk kondisi lainnya.

"Kami ingin mempelajari apa yang digunakan pasien kami," kata Asisten Profesor Universitas Colorado Emily Lindley.

Dia sedang menyelidiki keterkaitan ganja dengan THC tinggi sebagai alternatif opioid untuk nyeri punggung kronis.

Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba (NIDA) membantah adanya peningkatan besar dalam permintaan ganja dari para peneliti dalam beberapa tahun terakhir.

Dikatakan, tahun lalu 20 peneliti mendapatkan kiriman ganja pemerintah yang sebagian besar berasal dari ganja beku yang tumbuh pada 2014.

TERKINI
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu KPU Siap Hadapi 297 Perkara PHPU Pileg 2024 Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba