Sabtu, 06/07/2019 19:55 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto menegaskan susu kental manis (SKM) bukan produk susu, dan mengimbau warga tidak mengonsumsi SKM sebagai minuman utama pengganti susu.
“Yang menjadi persoalan di Bekasi ini tingkat konsumsi susu masih rendah. Ditambah lagi, masih banyak warga masyarakat yang menganggap SKM sebagai susu. Padahal SKM itu bukan susu. Itu hanya makanan pelengkap,” kata Tri Adhianto seusai acara Resepsi Milad Aisyiyah Kota Bekasi ke 105, di kota Bekasi, Sabtu (06/07).
Karena itu Tri menyatakan Pemerintah Kota (Pemkot Bekasi) sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa SKM bukan produk susu, tetapi hanyalah produk makanan yang mengandung banyak gula.
“Sebab kan memang sudah ada hasil risetnya bahwa lebih dari 50% kandungan SKM itu gula. Sementara kandungan susunya sangat sedikit. Jadi SKM itu jelas bukan produk susu. Itu hanya makanan pelengkap. Sehingga sudah jelas bahwa produk ini tidak baik dikonsumsi anak-anak. Sehingga saya mengimbau orang tua tidak memberikan produk kental manis kepada anak-anak,” ujar Tri.
Marak Kasus Stunting, Pemprov Jateng Waspadai Konsumsi SKM
Pemberian Susu Kental Manis Berpotensi Langgar Hak Anak
Miris! Satu dari Empat Balita Minum Kental Manis Setiap Hari
Ia menegaskan, Pemkot Bekasi terus melakukan sosialisasi bahwa SKM bukan produk susu kepada warga Bekasi. “Sosialisasi ini khususnya kami lakukan melalui website Pemkot Bekasi,” tambah Tri.
Tri tidak menampik adanya informasi bahwa produsen SKM masih giat mempromosikan SKM sebagai susu kepada masyarakat dan anak sekolah. Karena itu ia mengimbau warga untuk melaporkan apabila menemukan fakta adanya promosi SKM secara langsung kepada anak-anak.
“Bekasi sudah memiliki Patriot Operation Center (POC). Salah satu fungsi POC adalah mengelola layanan pelaporan dan aspirasi warga. Sehingga kami persilahkan warga Bekasi melaporkan apabila menemukan produsen SKM yang masih mempromosikan SKM sebagai susu. Apalagi bila mereka mempromosikan langsung SKM ini kepada anak-anak, segera laporkan. Karena memang SKM tidak untuk dikonsumsi anak-anak. Dan laporan dari warga akan disampaikan kepada SKPD terkait untuk ditindaklanjuti,” tegas Tri.
Sebelumnya di tempat yang sama, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat, menyatakan kandungan susu pada SKM hanya satu persen, sedangkan kandungan gulanya mencapai 50 persen. Sehingga konsumsi SKM berpotensi meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak-anak.