Pemilu Telah Usai, Habib Sholeh Minta Kapolri Tindak Tegas Ulama Pembuat Gaduh

Senin, 01/07/2019 17:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Pengurus Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (MP3I) Habib Sholeh al Muhdar meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertindak tegas terhadap ulama dan habaib yang masih saja membuat kegaduhan dengan menebar fitnah dan kebencian sesama anak bangsa.

"Kalau ada habaib ataupun ulama yang masih memprovokasi umat, mengajak tidak bener dan bikin onar, saya minta Pak Kapolri untuk ditangkap. Siapa pun dia. Dan dimana pun harus diproses," ujar Habib Sholeh kepada jurnas.com, Senin (1/7/2019).

Habib Sholeh mengingatkan, pemilu sudah usai dengan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final dan mengikat. Kemudian KPU pun sudah menetapkan pemenang Pilpres, yakni pasangan Jokowo-KH Ma`ruf Amin sehingga tak ada lagi kompetisi politik antara 01 dan 02.

Dengan dasar itu, tegas Habib Sholeh, aparat penegak hukum harus didukung agar bisa mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang masih mencoba memprovokasi masyarakat dengan fitnah, ujaran kebencian, termasuk upaya pendeligitimasian terhadap pemerintahan yang sah dengan mengatakan pemilu curang.

"Bagi siapa pun, apakah dia habaib, ulama ataupun muballigh, apabila berdakwah dan memposting hal-hal tak benar di media sosial, saya minta untuk ditangkap dan diproses secara hukum. Karena ini membuat gaduh," jelasnya.

Ia pun mengingatkan bahwa Ulama dan Habaib sejati adalah yang mengajak umat pada kebaikan, menyerukan perdamaian dan akhlakul karimah.

Karena itu, lanjutnya, kalau ada ulama dan habaib memakai mimbar agama, berkhutbah jumat, mengisi pengajian dan dakwah namun yang disampaikan adalah hasutan kepada umat, maka harus dibubarkan karena itu sudah keluar dari ajaran agama.

Bagi Habib Sholeh, sah-sah saja jika pasca-Pilpres ada yang kemudian menjadi oposisi pemerintah. Namun segala kritikan itu haruslah bersifat membangun, bukan destruktif apalagi merusak keutuhan bangsa.

"Dan kalau pun ingin berkompetisi lagi dalam perebutan kekuasaan politik, maka tunggu sampai 2024. Kalau sekarang ini kompetisi sudah selesai dan saatnya bersatu. Jangan buat gaduh lagi karena masyarakat sudah lelah. Umat capek dengan kegaduhan," tandas Habib Sholeh.

Tinimbang gaduh dan memprovokasi umat, lanjut Habib Sholeh, alangkah baiknya para Ulama dan Habaib bersatu kembali membangun bangsa Indonesia. Tak ada lagi 01 dan 02, tapi sekarang hanya ada Ulama dan Habaib Indonesia.

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan