Kamis, 20/06/2019 13:14 WIB
Sana`a, Jurnas.com - Pasukan Yaman menyerang pembangkit listrik di provinsi Jizan barat daya Arab Saudi menggunakan rudal jelajah sebagai balasan atas perang mematikan rezim Riyadh di negara mereka.
Rudal itu mengenai pembangkit listrik di daerah al-Shuqaiq pada Rabu (19/3) malam, kata TV al-Masirah mengutip juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan.
Ia juga mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas kejahatan yang berlanjut dan blokade koalisi yang dipimpin Saudi dan berjanji akan melakukan serangan terhadap fasilitas vital di Arab Saudi.
"Masih ada kejutan besar yang datang, insyaallah, kami menargetkan posisi yang lebih sensitif dari rezim Saudi jika terus meningkatkan agresi," kata juru bicara angkatan bersenjata.
Legislator Ingatkan Calon Jemaah Haji Pakai Visa Resmi Pemerintah Saudi
Anggota DPR Apresiasi Pelaksanaan Screening Kesehatan Jemaah Haji
Komisi VIII DPR Lepas Jemaah Haji Kloter 15 Embarkasi Donohudan
Serangan-serangan Yaman terhadap fasilitas dan infrastruktur utama Saudi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Baru-baru inu pasukan Yaman berhasil mencegat dan menembak jatuh pesawat mata-mata Saudi di wilayah Najran.
Awal bulan ini, sebuah pesawat tak berawak Saudi telah ditembak jatuh di Yaman. Drone itu adalah MQ-9 Reaper buatan AS.
Angkatan udara Saudi meluncurkan serangkaian serangan udara pada puing-puing drone untuk menghancurkannya sebelum jatuh ke tangan para pejuang Yaman.
Pasukan Yaman tampaknya mengembangkan jaringan pertahanan udara yang canggih untuk melawan serangan pesawat tak berawak Riyadh.
Mereka menjatuhkan Predator MQ-1 bulan lalu, pesawat tak berawak buatan AS lainnya, menggunakan rudal darat-ke-udara.
Sebelumnya, Rabu, koalisi pimpinan Saudi melakukan serangan udara mematikan di negara yang dilanda perang, menewaskan sedikitnya dua orang.
Riyadh melakukan serangan udara hampir setiap hari sejak meluncurkan perang terhadap Yaman pada tahun 2015. Lebih dari 15.000 Yaman, sebagian besar warga sipil, telah terbunuh sejauh ini.