Pengguna dan Pengedar Narkoba di Lingkup Militer Israel Meningkat

Selasa, 11/06/2019 21:08 WIB

Yerusalem, Jurnas.com Sebuah laporan baru-baru ini menemukan, meningkatnya pengguna dan pengedar narkoba di antara pasukan militer Israel yang sedang bertugas.

Hal itu mendorong Kepala Staf Angkatan Darat Israel Aviv Kochavi untuk menyerukan pembentukan komite khusus untuk memerangi fenomena tersebut.

Menurut jaringan berita televisi i24NEWS Israel, Kochavi menyerukan tindakan tersebut setelah meningkatnya jumlah kasus terhadap tentara Israel yang menggunakan narkoba saat berada di pangkalan militer Israel.

Laporan itu menambahkan, jumlah tentara Israel yang kecanduanterlepas dari fakta bahwa langkah-langkah ketat dan tindakan hukuman sudah diberlakukan untuk memberantas barang terlarang tersebut.

Di antara hukuman, adalah peniadaan hak istimewa dan manfaat yang diberikan kepada tentara yang bertugas, pengurangan atau peniadaan hibah keuangan dan hak istimewa pendidikan.

September lalu, tiga puluh lima tentara Israel dan beberapa warga sipil ditangkap dengan alasan perdagangan narkoba dan penyalahgunaan narkoba.

Sebuah laporang menyebutkan, jumlah tentara Israel yang didakwa atas pelanggaran narkoba naik 50 persen pada 2014. Para dijerujikan setelah penyelidikan
unit investigasi khusus dari Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer Israel.

Pada Februari 2018, sepuluh tentara - empat wanita dan enam pria - ditangkap setelah ditemukan memiliki dan menggunakan narkoba.

Para prajurit, yang semuanya bertugas di pangkalan pelatihan para perwira di Negev, ditahan untuk diinterogasi setelah ditemukan membeli, menjual dan menggunakan obat-obatan saat berada di pangkalan.

Menurut survei yang dilakukan Otoritas Anti-Narkoba Israel (IADA), 54 persen tentara Israel mengakui menggunakan obat-obatan terlarang, khususnya ganja, pada 2017.

Militer Israel memberlakukan kebijakan lemah terhadap penggunaan narkoba tahun itu, yang membuat tentara dapat menghindari pengadilan militer dan proses pidana.

Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth berbahasa Ibrani, kebijakan itu juga memungkinkan tentara merokok tidak lebih dari lima kali sehari dari tugas dan hanya menghadapi tindakan disipliner internal jika melebihi.

TERKINI
Ghufron Akui Sempat Diskusi dengan Alexander Marwata Soal Mutasi ASN Kementan Tembus Semifinal, Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda Sahroni Apresiasi Polda Metro Ungkap Mayat dalam Koper: Hukum Maksimal Pelaku PME 2024, OCBC NISP Hadirkan David Foster, Josh Groban, hingga Afgan