Giliran Ditangguhkan, AS Belum Bentuk Kelompok Kerja Bahas S-400

Selasa, 11/06/2019 06:20 WIB

Ankara, Jurnas.com - Pemerintah Turki mengatakan, Amerika Serikat (AS) tak kunjung membentuk kelompok kerja bersama guna membahas pengadaan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang ditangguhkan Ankara.

Kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, mengatakan, Turki siap membahas kekhawatiran Washington mengenai pengadaan sistem pertahanan Rusia yang canggih tetapi kelompok kerja yang diusulkan belum dibentuk.

"Jika sumber kekhawatiran adalah kekhawatiran teknis yang berasal dari S-400 yang berlokasi di Turki, kami telah berulang kali mengatakan bahwa kami siap untuk membahas ini," kata Demir.

"Namun, pihak lain (AS) belum berinisiatif mengambil langkah apa pun membentuk tim teknis dan mendiskusikan hal ini," sambungnya.

Pernyataan Demir itu tak lama setelah Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan mengirimi surat kepada Turki, perihal pencabutan nama Turki dari program F-35 jika ngotot mendatangkan S-400 Rusia.

Demir mengatakan, Kementerian Pertahanan dan direktoratnya sedang berupaya mengirimkan tanggapan ke Washington.

AS menekan anggota NATO itu untuk menghentikan rencana pengadaan sistem pertahanan udara Rusia itu, tetapi sejauh ini tidak berhasil.

Washington mengatakan S-400, yang tidak kompatibel dengan sistem aliansi transatlantik, menimbulkan ancaman bagi Lockheed Martin Corp F-35 dan memperingatkan sanksi AS jika Ankara melanjutkan kesepakatan itu.

AS mengumumkan pada 1 April, Washington akan menangguhkan semua pengiriman dan kegiatan terkait dengan pengadaan jet tempur siluman F-35 Turki atas rencana Ankara untuk membeli S-400.

Turki, salah satu mitra inti dalam program F-35 dan calon pembeli, mengatakan S-400 tidak akan berdampak pada F-35 dan mengusulkan ke Washington membentuk kelompok kerja bersama untuk menjawab kekhawatiran AS.

Sebelumnya, Jumat (7/6), AS memperingatkan Turki untuk mengurungkan niatnya membeli sistem pertahanan rudal S-400 sebelum akhir Juli atau selamatnya ditiadakan dalam program jet tempur F-35.

S-400 adalah sistem rudal Rusia canggih yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan pesawat, drone, atau rudal sejauh 402 kilometer. Sebelumnya telah dijual hanya ke China dan India.

Ankara berupaya meningkatkan pertahanan udaranya, terutama setelah Washington memutuskan pada 2015 untuk menarik sistem rudal darat ke udara MIM-104 (Patriot) dari perbatasan Turki dengan Suriah.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Klub Raffi Ahmad Degradasi ke Liga 2 Musim Depan