Rayakan 90 Tahun Hubungan Diplomatik Iran-Jepang, Ane Kunjungan ke Teheran

Kamis, 06/06/2019 22:01 WIB

Tokyo, Jurnas.com - Tokyo mengatakan, Perdana Menteri Shinzo Abe dari Jepang akan melakukan kunjungan resmi ke Iran ketika kedua negara untuk merayakan, 90 tahun hubungan diplomatik kedua negara tersebut.

Media Jepang melaporkan, Abe juga akan berusaha untuk mengurangi ketegangan antara Teheran dan Washington selama perjalanan.

Kantor berita Kyodo mengatakan pemerintah Tokyo menguraikan rencana Abe untuk perjalanan Iran pada pertemuan dengan komite parlemen pada Kamis (6/6).

Menurut laporan itu, Abe akan mengunjungi Teheran pada 12-14 Juni.

Sementara itu, seorang pejabat pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP, Tokyo masih mengatur detail, termasuk siapa yang akan bertemu dengan perdana menteri Jepang selama perjalanannya yang akan datang ke Teheran.

Pejabat pemerintah lainnya juga mengatakan, Abe berharap mengadakan pembicaraan dengan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Abe akan menjadi perdana menteri Jepang pertama yang mengunjungi Iran dalam lebih dari empat dekade Teheran dan Jepang menjaga hubungan diplomatik.

Kyodo juga mengatakan Abe akan berusaha menengahi antara Amerika Serikat dan Iran dan mendorong dialog di antara mereka dalam upaya untuk meredakan ketegangan.

Rencana untuk kunjungan Abe ke Teheran pertama kali dilaporkan bulan lalu.

Mengomentari laporan tersebut selama kunjungan ke Tokyo pada Mei, Presiden AS Donald Trump mengatakan, "Perdana menteri (Abe) dan Jepang memiliki hubungan yang sangat baik dengan Iran sehingga kita akan melihat apa yang terjadi."

Berbicara pada konferensi pers dengan Trump, Abe juga menyatakan keinginannya untuk membantu meredakan ketegangan saat ini seputar situasi Iran melalui kerja sama erat antara Jepang dan AS.

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir internasional 2015 dan memberlakukan sanksi ekonomi sepihak terhadap Iran, terutama menargetkan transaksi energinya di pasar global.

Pada awal Mei, pemerintahan Trump meningkatkan militer AS di Teluk Persia, karena ada ancaman dari Republik Islam untuk pasukan dan kepentingan AS.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati