Rabu, 05/06/2019 14:40 WIB
London, Jurnas.com - Perdana Menteri Inggris, Theresa May dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memiliki "hubungan khusus" dalam berurusan dengan Iran. Bedanya, London mendukung perjanjian nuklir.
"Kadang-kadang kami juga bisa berbeda tentang bagaimana menghadapi berbagai hal," kata May di tengah kunjungan Trump yang sedang berlangsung ke Inggris, Selasa (5/6).
Trump, yang menarik AS dari perjanjian nuklir Iran yang didukung Inggris, mengklaim berusaha mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir Iran. Padahal, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegaskan Iran mematuhi kesepakatan tersebut.
"Di antara ancaman mendesak yang dihadapi negara kami adalah pengembangan dan penyebaran senjata nuklir. Itu ancaman terbesar kami, " kata Trump pada konferensi pers bersama dengan May setelah pertemuan di kediamannya di Downing Street.
Raya Janji Belajar dari Blunder di Derby London Utara
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Wenger Beri Resep ke Arteta Jelang Derbi London Utara
"AS dan Inggris Raya bertekad memastikan bahwa Iran tidak pernah mengembangkan senjata nuklir dan berhenti mendukung dan terlibat dalam terorisme ... Dan saya percaya itu akan terjadi," ujarnya.
Terlepas dari prestasi lain, kesepakatan nuklir Iran juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama meyakinkan Barat bahwa Iran tidak pernah mengembangkan nuklir dan kegiatan nuklirnya tetap damai hingga hari ini.
Trump membuat komentar di tengah meningkatnya ketegangan AS dengan Iran di Timur Tengah.
Setelah menarik AS keluar dari JCPOA, presiden AS memberlakukan kembali sanksi ilegal, meningkatkan retorika anti-Iran bersama dengan penumpukan militer Amerika di Teluk Persia.
Teheran menegaskan. tidak mencari perang, namun siap membela kepentingannya di wilayah ini dalam menghadapi agresi AS.