PBB Temukan 12 Kuburan Massal di Irak

Selasa, 21/05/2019 20:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah tim penyelidik PBB telah menggali 12 kuburan massal di Irak selama penyelidikan atas kekejaman yang dilakukan oleh kelompok teroris Takfiri Daesh di negara Arab.

Temuan itu diumumkan dalam laporan yang disiapkan oleh tim PBB dan dikirim ke Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan mengizinkan pembentukan tim investigasi pada bulan September 2017.

Kegiatan penyelidikan bertujuan untuk mendukung upaya domestik Irak untuk meminta pertanggungjawaban Daesh atas kejahatan perang, penyebab yang dianjurkan oleh pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dan aktivis HAM Izadi Nadia Murad dan pengacara HAM internasional Amal Clooney.

Dilansir PressTV, pengacara Inggris Karim Asad Ahmad Khan, kepala tim PBB, mengatakan dalam laporan itu bahwa tiga investigasi sedang berlangsung, yaitu pembantaian 2014 terhadap anggota minoritas Izadi, kejahatan yang dilakukan di Mosul antara 2014 dan 2016, dan massa pembunuhan rekrutmen militer Irak di Tikrit pada Juni 2014.

Pada tahun 2014, Daesh melakukan apa yang disimpulkan oleh PBB sebagai genosida yang mungkin dari komunitas Izadi Irak selama ofensif terhadap wilayah utara Sinjar. Serangan itu memaksa puluhan ribu Izadis melarikan diri dari negara Arab.

Tim beranggotakan 48 orang itu juga mengumpulkan laporan saksi yang dapat digunakan di Irak dan pengadilan nasional lainnya.

Menurut laporan itu, para penyelidik telah terlibat langsung dengan para penyintas dan saksi dan telah menerapkan program perlindungan saksi.

"Di Mosul, Tikrit, Dohuk, dan di tempat lain di Irak, para korban telah mengatakan kesedihan tentang penderitaan mereka, tentang seluruh komunitas yang terhapus dan tentang perempuan dan anak perempuan yang diambil sebagai budak," katanya.

Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa tim sedang menegosiasikan pakta dengan pihak berwenang Irak untuk menyerahkan bukti dan siap untuk memberikan materi kepada pengadilan lain untuk meminta pertanggungjawaban teroris teroris atas kejahatan mereka.

Daesh memulai kampanye teror di Irak pada tahun 2014, mengalahkan petak-petak tanah yang luas. Pada bulan Desember 2017, negara Irak menyatakan kemenangan atas kelompok teroris itu. Namun, kantong teroris Daesh tetap aktif di negara itu.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu