Iran Umumkan Rencana Keluar dari Kesepaka Pakta Nuklir 2015

Rabu, 08/05/2019 08:30 WIB

Teheran, Jurnas.com - Iran mengumumkan rencana untuk keluar dari kesepakatan nuklir penting untuk menanggapi keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari perjanjian 2015.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi menyampaikan rincian keputusan itu kepada para duta besar dari lima negara, yakni Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia, pada Rabu (8/5).

Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan multilateral atau yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada pada 8 Mei 2018.

Sejak itu, Trump juga memulihkan sanksi AS terhadapa Iran dan menghentikan keringanan sanksi kepada importir untuk berhenti membeli minyak Iran dengan ancaman sanksi.

AS juga memasukkan daftar hitam Korps Pengawal Revolusi Iran sebagai "teroris". Kemudian pada Minggu (5/5) mengerahkan kelompok angkatan laut ke Timur Tengah karena indikasi "ancaman dari pasukan rezim Iran".

Teheran masih mematuhi kesepakatan nuklir dan sekutu-sekutu Eropa Washington, yang menentang penarikan AS, sejauh ini belum menemukan cara untuk memperbaiki dampak ekonomi dari langkah AS itu.

MediaIRNA menyalahkan keputusan Iran untuk membatalkan kepatuhan hanya karena kegagalan negara anggota tersisa untuk menyelamatkan kesepakatan itu.

Kantor berita itu mengatakan, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengirim surat kepada kepala negara lima negara untuk "secara jelas menekankan seberapa banyak Iran telah memerintahkan kesabaran mengenai JCPOA".

"Dalam suratnya, Rouhani menyatakan bahwa pihak-pihak lain dalam perjanjian itu gagal memenuhi komitmen mereka sehingga Iran tidak punya pilihan lain selain mengurangi komitmennya," kata IRNA.

Kantor berita itu juga mengutip seorang legislator senior, Hossein Naqavi Hosseini, yang mengatakan bahwa tanggapan Iran terhadap langkah-langkah AS akan berada dalam kerangka kesepakatan 2015.

Sementara itu, Menteru Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, akan menjelaskan perincian teknis dan hukum pengurangan komitmen Iran dalam surat terpisah kepada kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini.

Sejak AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada November, ekonomi Negeri Para Mullah itu terpukul; Inflasi melonjak, mata uang anjlok dan impor sekarang jauh lebih mahal.

Tiga pihak Eropa dalam kesepakatan itu berusaha menyelamatkan perjanjian itu dengan mekanisme perdagangan yang disebut Instex, untuk memotong kembali sanksi AS, namun ditolak pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir yang disebutnya cacat.

Trump kemudian mengeluarkan 12 tuntutan untuk melakuka negosiasi baru, termasuk menghentikan program rudal balistiknya dan menghentikan dukungan untuk kelompok-kelompok bersenjata di Yaman, Suriah dan Libanon.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih