Harga Minyak Merosot akibat Kenaikan Stok

Rabu, 01/05/2019 12:12 WIB

Singapura, Jurnas.com - Harga minyak merosot pada Rabu (1/5), setelah adanya laporan kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat.

Kendati demikian, pasar tetap tegang di tengah krisis politik yang semakin intensif di Venezuela, memperketat sanksi AS terhadap Iran dan berlanjutnya pengurangan pasokan OPEC.

Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent berada di harga US$71,65 per barel pada 01.43 GMT, turun 41 sen atau 0,6 persen dari penutupan terakhir mereka.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 51 sen, atau 0,8 persen, menjadi US$63,49 per barel.

Stok minyak mentah AS naik 6,8 juta barel menjadi 466,4 juta barel dalam seminggu hingga 26 April, kelompok industri American Petroleum Institute (API) mengatakan pada Selasa kemarin, menyiratkan kenaikan pasokan minyak mentah AS.

"Harga minyak mentah turun, setelah laporan persediaan minyak mingguan API menunjukkan peningkatan 6,8 juta barel, naik dari penarikan 3,1 juta barel yang kita lihat minggu lalu," kata Edward Moya, analis pasar senior di pialang berjangka Oanada.

Namun, fokus bergeser ke krisis di produsen minyak utama Venezuela, di mana tampaknya ada perselisihan antara Presiden incumbent Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido.

Banyak pengamat khawatir ini dapat menyebabkan kekerasan skala besar, serta gangguan pada pasokan minyak mentah.

Pasar minyak mentah telah memperketat tahun ini karena pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan menambah sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran.

Washington memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran pada November tahun lalu, tetapi pada awalnya mengizinkan pembeli utamanya untuk mengimpor volume minyak mentah terbatas untuk enam bulan lagi.

TERKINI
Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki Hadapi Kerusuhan di Kaledonia Baru, Prancis Upayakan Pembicaraan dan Kirim Polisi Biden Terapkan Tarif Baru Mobil Listrik China untuk Lindungi Manufaktur AS Pemerintah Diminta Lakukan Mitigasi Strategis terkait Polemik Vaksin AstraZeneca