Selasa, 23/04/2019 09:41 WIB
Tokyo, Jurnas.com - Jepang yakin tidak akan terkena dampak dari keputusan Amerika Serikat, untuk tidak memperbarui keringanan sanksi kepada importir minyak Iran. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan dan Industri Jepang Hiroshige Seko pada Selasa (23/4).
Amerika Serikat pada Senin kemarin menuntut semua negara importir menghentikan pembelian minyak Iran pada 1 Mei, atau terancam menghadapi sanksi AS.
Langkah ini untuk mematahkan pendapatan minyak Teheran, yang mengirim harga minyak mentah ke level tertinggi periode enam bulan terakhir. Jepang termasuk di antara sekelompok negara yang sebelumnya diberikan keringanan sanksi.
Berbicara pada konferensi pers reguler, Menteri Seko mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Jepang tidak melihat adanya kebutuhan untuk menyadap cadangan minyak nasional setelah keputusan AS.
AS dan Sekutu Asia Mendorong Dibentuknya Panel Baru untuk Pantau Sanksi Korea Utara
Biden dan Kishida Kemungkinan akan Bahas Proyek Kereta Peluru Texas
Prabowo temui PM Jepang bahas kolaborasi industri dan pertahanan
Jepang, konsumen minyak terbesar keempat di dunia, telah mengurangi ketergantungannya pada pasokan minyak mentah Iran. Iran sekarang menyumbang sekitar 3 persen dari pembelian, kata Seko.
"Kami akan mengawasi pasar minyak internasional dan bertukar pandangan dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang terlibat dalam impor minyak mentah dan mungkin mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan," katanya dilansir dari Reuters.
Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi terhadap ekspor minyak Iran pada November lalu, setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia, guna mengekang program nuklir Teheran.
Delapan ekonomi, termasuk China dan India serta Jepang, diberikan keringanan selama enam bulan, dan beberapa mengharapkan pengecualian itu akan diperbarui.
Kilang-kilang Jepang sebelumnya menghentikan impor minyak Iran setelah membeli 15,3 juta barel antara Januari dan Maret menjelang berakhirnya pengabaian sanksi AS, menurut sumber industri dan data mengenai Refinitiv Eikon.
Keyword : Sanksi Amerika SerikatMinyak Iran Jepang