Trump Mulai Pertanyakan Surplus Perdagangan Jepang

Jum'at, 19/04/2019 09:59 WIB

Tokyo, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan melakukan perjalanan ke Jepang pada Mei untuk betemu Perdana Menteri Jepang, Shinzo. Di antara agendanya adalah membahas denuklirisasi Korea Utara.

Kunjungan Trump menyusul kunjungan Abe yang dijadwalkan ke Amerika Serikat pada April. Dikabarkan keduanya tidak hanya membahas denuklirisasi Korea Utara, keduanya juga akan membahas perdagangan bilateral.

Gedung Putih mengatakan, Trump akan berkunjung ke Jepang selama tiga hari, yaitu dari tanggal 25 hingga 28 Mei. Keduanya juga akan membahas bagaimana memajukan visi bersama mereka tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk langkah-langkah yang akan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi bilateral.

Abe adalah salah satu sekutu terdekat Trump di panggung dunia dan Jepang adalah pemberhentian pertama pada tur Asia November 2017 Trump.

Di Tokyo, Trump berencana menyambut Putra Mahkota Naruhito, yang akan menjadi kaisar pada 1 Mei, sehari setelah turun tahta ayahnya, Kaisar Akihito.

Trump menggembar-gemborkan hubungan baiknya dengan Abe, sebetulnya tidak senang dengan surplus perdagangan Jepang dengan AS, yaitu sekitar USD67,6 miliar pada 2018.

Minggu ini, para pejabat AS dan Jepang mengadakan pertemuan pertama menuju kesepakatan perdagangan baru yang diinginkan Trump dan pihak AS yang kekhawatiran atas defisit perdagangan "sangat besar" dengan Tokyo.

September lalu, Trump dan Abe setuju untuk memulai pembicaraan perdagangan dalam pengaturan yang melindungi pembuat mobil Jepang dari tarif lebih lanjut saat negosiasi sedang berlangsung.

Abe juga bersikeras mengadakan pertemuan puncaknya sendiri dengan pemimpin Korea Utara untuk menyelesaikan perbedaan lama kedua tetangga.

Denuklirisasi dan penculikan warga Jepang oleh Korea Utara beberapa dekade lalu untuk melatih mata-mata telah menjadi hambatan utama dalam normalisasi hubungan antara kedua negara.

Pada 2002, Korea Utara mengakui telah menculik 13 Jepang pada 1970-an dan 1980-an, dengan lima orang pulang.

"Saya akan bertujuan normalisasi diplomatik dengan menyelesaikan masa lalu yang tidak menguntungkan," kata Abe awal tahun ini.

"Mulai sekarang, saya ingin melakukan yang terbaik untuk bekerja sama dengan AS, Korea Selatan dan juga China dan Rusia untuk mencari solusi pada masalah Korea Utara, termasuk penculikan, senjata nuklir, dan rudal."

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan