China Kecam Proteksionisme dalam Kebijakan Perdagangan AS

Senin, 15/04/2019 09:11 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Gubernur Bank Sentral China, Chen Yulu menilai proteksionisme dari kebijakan perdagangan "Amerika Pertama" administrasi Trump, telah merusak kepercayaan timbal balik di antara negara-negara dan membatasi ruang lingkup untuk kerja sama multilateral

Chen Yulu mendesak Dana Moneter Internasional untuk terus mendukung sistem perdagangan multilateral berbasis aturan karena tarif memainkan hanya peran terbatas dalam memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan bilateral.

"Proteksionisme beberapa negara telah merusak rasa saling percaya di antara negara-negara, membatasi ruang lingkup kerja sama multilateral, dan menghambat kesediaan untuk mencapainya," kata Chen dalam sebuah pernyataan kepada komite pengarah IMF selama pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di Washington dikutip Reuters, Senin (15/04).

"Unilateralisme dan proteksionisme hanya dapat memperburuk ketidakseimbangan domestik dan merusak penyesuaian struktural yang diperlukan, yang dapat berdampak negatif pada negara-negara yang bersangkutan serta pertumbuhan global," tambahnya.

Chen juga mengatakan China akan terus menerapkan kebijakan moneter yang bijaksana dan kebijakan fiskal proaktif, untuk memastikan pertumbuhan ekonominya tetap stabil.

Komentar itu muncul ketika Beijing dan Washington mengusahakan kesepakatan untuk mengakhiri perang perdagangan yang ditandai dengan tarif yang sangat mahal yang telah merugikan dua negara ekonomi terbesar di dunia miliaran dolar, mengganggu rantai pasokan dan mengguncang pasar keuangan.

Meningkatnya harapan sebuah perjanjian baru-baru ini telah mengangkat harga saham global, meskipun IMF telah memperingatkan bahwa kegagalan untuk mencapai kesepakatan dapat memicu reaksi pasar yang besar.

"Ketidakpastian dari gesekan perdagangan, dampak negatif kenaikan tarif pada perdagangan, dan gangguan rantai pasokan global secara bertahap muncul," kata Chen.

"Gesekan perdagangan juga dapat mengurangi kepercayaan pasar, yang pada gilirannya memperbesar volatilitas pasar keuangan dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi,"tambahnya.

TERKINI
Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan Rusia Masukkan Presiden Zelenskiy dari Ukraina Dalam Daftar Orang yang Dicari