Ahmad Iman: Ancaman People Power Amien Rais Petanda Pesimisme 02 Menang

Jum'at, 05/04/2019 14:39 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Sekjen DPP PKB Ahmad Iman menilai, ancaman Ketua Dewan Pengarah BPN 02, Amien Rais akan mengerahkan massa jika Paslon 02 kalah pada 17 April 2019 adalah cermin dari pesimisme kubu Prabowo-Sandiaga Uno.

"Belum apa-apa sudah mengancam akan serbu KPU, melakukan people power. Sepertinya bagi 02 kekalahan di depan mata, maka sampai jauh berfikir untuk mengerahkan massa ke KPU. Itu gambaran pesimisme banget," ujar Ahmad Iman, Jumat (5/4/2019).

Ahmad Iman yang juga Caleg DPR RI nomor 1 di Dapil Jakarta II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri) menilai pernyataan Amien Rais itu tidak menggambarkan kedewasaan dalam berpolitik.

Kata Iman, Amien Rais seolah tak siap berkompetisi, dan berfikir harus menang sendiri. Apalagi dalam beberapa pernyataannya Amien seperti berusaha melemahkan KPU.

"Konstruksi berfikirnya Pak Amien terkihat jelas. Pertama merasa akan kalah dalam elektabilitas, lalu kalau sudah kalah, kerahkan massa sehingga deligitimasi penyelenggaraan pemilu lemah. Ini kan sikap tidak dewasa dalam demokrasi," lanjut Ahmad Iman.

Oleh sebab itu, Ketua Garda Buruh Migran Indonesia ini berharap seluruh masyarakat jangan takut datang ke TPS mencoblos paslon 01 Jokowi-Kiai Ma`ruf Amin. Ia yakin, tak akan terjadi chaos. Ahmad Iman juga berharap pihak keamanan tetap sigap dan selalu menjaga netralitas.

Sementara itu, Ketua Presidium Kotak Hijau, Fami Fachrudin, menilai ancaman people power dari Amien Rais adalah bentuk psywar yang tujuannya untuk menakut-nakuti kalangan minoritas.

Fami yang juga salah satu deklarator Partai Gerindra menjelaskan, ancaman Amien Rais itu bukan ditujukan untuk pemerintah atau KPU sebagai penyelenggara pemilu, tetapi ditujukan untuk menakut-nakuti kelompok minoritas, terutama etnis China.

"Etnis Chna sudah pernah merasakan pahitnya kerusuhan sosial pada 1998. Buat mereka, itu adalah pengalaman yang sangat traumatis," jelas Fami.

Fami yang pernah menjadi pengurus DPP Gerindra mengingatkan, jika ada potensi huru-hara pada 17 April, maka kelompok minoritas merasa ketakutan dan mereka akan memilih untuk pergi atau diam tidak ikut berpartisipasi dalam pemilu.

"Dengan cara seperti itu, dukungan minoritas yang diprediksi akan diberikan kepada Jokowi akan berkurang," ujar Fami.

Ia menilai hal ini bukan isapan jempol. Sebab survei CSIS juga memprediksi akan ada 13 juta pemilik hak suara yang akan memilih untuk berlibur ke luar kota/negeri, dari 17-19 April 2019.

"Jika partisipan pemilu adalah 132 juta seperti tahun 2014, maka 13 juta adalah 10% dari angka partisipan pemilih. Jumlah yang cukup signifikan," jelas Fahmi.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya