Jum'at, 05/04/2019 11:30 WIB
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan, AS dan China telah mengakhiri negosiasi panjang mengenai perdagangan. Pasangan Melania itu mengatakan, dalam hitungan munggu akan mengumumkan sesuatu yang spektakuler.
"Kami pilih untuk mengakhiri. Kami akan melihat apa yang terjadi," kata Trump pada pertemuan di Oval Office dengan tim negosiasi kedua negara.
"Kami memiliki cara untuk pergi tetapi tidak terlalu jauh," tambahnya.
Wakil Perdana Menteri China, Liu He, negosiator perdagangan utama China, setuju untuk mengakhir negosiasi itu. Ia mengatakan kepada Trump, "karena keterlibatan langsung Anda, kami memiliki kemajuan besar".
Kritik Washington, Putin dan Xi Mengeluarkan Pernyataan Bersama
Biden Terapkan Tarif Baru Mobil Listrik China untuk Lindungi Manufaktur AS
Putin Dukung Rencana Penyelesaian Konflik oleh Tingkok di Ukraina
China dan AS berupaya untuk mengakhiri kebuntuan yang telah mengguncang pasar keuangan dan menggelapkan prospek ekonomi dunia.
Washington menginginkan perubahan besar pada kebijakan ekonomi dan perdagangan China. Sementara Beijing mengingkan agar Trump mencabut sanksi bea masuk atas barang-barang China yang kelewat mahal.
Pada Rabu (3/4), negosiator AS dan China memulai perundingan putaran kesembilan untuk menyelesaikan perselisihan atas tuduhan AS bahwa Beijing menggunakan taktik pemangsa, termasuk pencurian dunia maya, dalam kampanye menantang dominasi teknologi AS. China membantah tuduhan itu.
Trump telah mengenakan tarif USD250 miliar dalam produk-produk China. Sebagai balasan, China menargetkan impor Gedung Putih USD110 miliar.
Pada Kamis (4/4), Trump mengatakan akan membahas masa depan tarif yang diberlakukan AS terhadap Tiongkok dengan Liu.
Ia juga mengatakan masih ingin bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. "Jika kita memiliki kesepakatan, maka kita akan mengadakan pertemuan puncak," kata Trump.
Dilansir Al Jazeera, Presiden AS yang ke 45 itu juga mengatakan sangat menghargai "surat indah" yang diterima dari Xi, meski tidak mengungkapkan isinya.
Keyword : Perang DagangAmerika SerikatChina