Turki Terancam Dikeluarkan dari Keanggotaan NATO

Jum'at, 05/04/2019 09:10 WIB

Washington, Jurnas.com - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence mengingatkan bahwa keanggotaan Turki di NATO terancam jika keukeuh melanjutkan membeli sistem pertahanan udara Rusia meskipun ada tentangan internasional.

Pernyataan Pence itu mencuat setelah Turki mengatakan setelah melakukan kesepakatan dengan Rusia. Buntut kesepakatan itu membuat kedua sekutu NATO itu bersiteru.

Berbicara pada acara peringatan 70 tahun NATO di Brussels, Pence mengatakan Turki berisiko dikeluarkan dari program F-35 Joint Strike Fighter (JSF), untuk melumpuhkan pabrikan Turki yang membuat komponen untuk pesawat.

"Turki harus memilih," kata Pence, Kamis (4/4).

"Apakah ia ingin tetap menjadi mitra penting dalam aliansi militer paling sukses dalam sejarah dunia atau ingin mengambil resiko keamanan kemitraan itu dengan membuat keputusan sembrono yang merusak aliansi kita?" sambungnya.

Wakil Presiden Turki, Fuad Oktay menaggapinya di Twitternya, "AS harus memilih apkah akan tetap bersekutu dengan Ankara atau bergabung dengan teroris di Suriah."

Pejabat AS lainnya berhenti mengancam hubungan mendasar Turki dengan AS atau NATO atas pembelian S-400, tetapi menyerukan tindakan cepat untuk mencoba menghentikan kesepakatan, termasuk kemungkinan sanksi terhadap Ankara.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu tampaknya tutup telinga dari ancaman AS, mengatakan, "Membeli sistem S-400 Rusia adalah kesepakatan yang sudah dilakukan. Kami tidak akan mundur dari ini."

AS telah menawarkan untuk menjual sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika kepada Turki, tetapi Cavusoglu mengatakan, rudal tidak dikirimkan tepat waktu.

"Kami tidak bisa mendapatkannya selama 10 tahun," kata Cavusoglu di Dewan Atlantik, Rabu pagi. "Itu sebabnya kami harus membeli dari Rusia.

"Dan kami juga mencoba membeli dari sekutu lain. Itu tidak berhasil. Jadi ini adalah kebutuhan mendesak Turki. Maksudku, kita membutuhkan sistem pertahanan udara segera di Turki."

Cavusoglu juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan para pemimpin Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, yang ketua dan anggota Partai Republiknya yang beranggotakan Demokrat mengatakan mereka "memperjelas oposisi bipartisan kita" dengan rencana Turki mendatangkan sistem rudal Rusia.

Anggota Kongres dari Partai Republik Eliot Engel dan Michael McCaul mengatakan mereka memperingatkan Cavusoglu bahwa memperdalam hubungan dengan Moskow "akan berisiko sanksi dan keterlibatan Turki dalam program F-35". (Al Jazeera)

TERKINI
Anak Buah Arne Slot Bakal Menyusul Gabung Liverpool Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Mitsubishi Fuso Dukung Jambore Canter Mania di Jambi Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya