Rabu, 20/03/2019 05:30 WIB
Kazakhstan, Jurnas.com - Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya, 29 tahun setelah menjabat.
Dalam pidato yang disiarkan pada Selasa (19/3), pria 78 tahun itu mengatakan telah membuat keputusan "sulit" untuk mengakhiri wewenangnya sebagai presiden, tanpa memberikan alasan spesifik atas keputusan mengejutkan itu.
"Saya memutuskan mengakhiri tugas saya sebagai presiden," kata Nazarbayev sebelum menandatangani sebuah dekrit yang mengakhiri kekuasaannya pada 30 Maret.
"Tahun ini saya akan memegang jabatan tertinggi selama 30 tahun," katanya.
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Dukung Persenjataan Ukraina, Uni Eropa akan Alihkan Keuntungan dari Aset Rusia
UE akan Setujui Sanksi Baru terhadap Rusia atas Kematian Kritikus Navalny
"Sebagai pendiri negara Kazakh independen, saya melihat tugas saya sekarang dalam memfasilitasi kebangkitan generasi pemimpin baru yang akan melanjutkan reformasi yang sedang berjalan di negara itu," sambungnya.
Nazarbayev, yang terpilih untuk masa jabatan lima tahun kelima pada 2015, mengatakan ketua majelis tinggi legislatif negara Asia Tengah itu, Kassym-Jomart Tokayev, akan bertindak sebagai kepala sementara negara hingga pemilihan ulang digelar.
Pengumuman itu muncul kurang dari sebulan setelah Nazarbayev memecat pemerintahnya, dengan alasan kurangnya pembangunan ekonomi meskipun sumber daya energinya sangat besar.
Keputusan itu berasal dari meningkatnya ketidakpuasan di Kazakhstan, karena ekonomi yang bergantung pada komoditas berjuang pulih dari jatuhnya harga minyak tahun 2014 dan sanksi Barat terhadap Rusia, mitra dagang utamanya.
Nazarbayev kemudian menunjuk Askar Mamin yang berusia 53 tahun sebagai perdana menteri baru dan mengumumkan rencana pengeluaran besar untuk program-program sosial dan gaji negara.