Senin, 18/03/2019 17:01 WIB
Jakarta, Jurnas.com – Tawaran calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menghapus ujian nasional (UN) untuk selanjutnya diganti dengan penelusuran minat dan bakat, terkesan samar alias belum jelas.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan, UN sejak 2015 memang sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa. Tak hanya itu, UN juga bukan penentu masuk ke perguruan tinggi, sebab saat ini berlangsung sistem zonasi.
“Tawaran pengganti UN walaupun terkesan populis, dengan skema ‘Penulusuran Minat dan Bakat’ belum diurai secara jelas dan implementatif,” ujar Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo dalam keterangannya pada Senin (18/3) di Jakarta.
Heru melanjutkan, usulan menghapus UN akan bertentangan dengan putusan Mahkamah Agung (MA) tentang UN. UN, lanjut Heru, harus dilaksanakan sepanjang memenuhi tiga aspek.
Sandiaga Uno Malam-malam ke Rumah Prabowo: Silaturahmi Lebaran Saja
Sandiaga Uno optimistis PPP masuk parlemen lewat gugatan ke MK
Inul Daratista Shock Sandiaga Uno Rencana Naikan Pajak Hiburan Sampai 75 Persen
Ketiga aspek itu meliputi peningkatan kompetensi guru; membuka akses pendidikan secara menyeluruh dan merata; dan meningkatkan pemenuhan standar saran-prasarana.
“UN tetap dilaksanakan sebagai bahan pemetaan walaupun tidak harus dilaksanakan di akhir tahun jenjang sekolah,” jelas Heru.
Heru menambahkan, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) juga sedang merencanakan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI), yang dilaksanakan untuk kelas III, V, VIII dan XI.
Seperti diketahui, dalam debat cawapres di Hotel Sultan Jakarta pada Minggu (17/3) malam, Sandi mengutarakan ingin menghapus UN. Tak hanya itu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga akan memperjuangkan guru honorer dan mengganti kurikulum pendidikan.
Keyword : Sandiaga UnoUjian Nasional