Sabtu, 09/03/2019 06:12 WIB
Jenewa, Jurnas.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumkan, hampir 100 warga sipil tewas atau terluka setiap minggu di Yaman tahun lalu, dengan anak-anak terhitung seperlima dari semua korban itu.
Menurut angka yang dikeluarkan badan pengungsi dunia pada Jumat (8/3), sepanjang 2018, lebih dari 4.800 orang tewas dan mengalami cedera.
"Angka kematian anak-anak sebanyak 410 dan luka-luka 542," kata UNHCR.
Mengandalkan data sumber terbuka untuk temuannya, UNCHR mencatat bahwa hampir setengah dari semua korban - 48 persen - dilaporkan terjadi di kota barat Hodeidah.
Wilayah ini merupakan pelabuhan yang menjadi pusag pertempuran sengit antara pemberontak Houthi dan Saudi-UEA- pejuang yang didukung mendukung pemerintah Yaman.
Yang mengejutkan, angka PBB juga menunjukkan, 30 persen warga sipil yang terbunuh dan terluka di dalam rumah mereka, di jalan, bekerja di pertanian dan di situs sipil lainnya.
"Laporan itu menggambarkan besarnya biaya manusia akibat konflik," kata asisten komisaris tinggi UNHCR untuk para pengungsi, Volker Turk.
"Warga sipil di Yaman terus menghadapi resiko serius terhadap keselamatan, kesejahteraan dan hak-hak dasar mereka. Terkena kekerasan sehari-hari, banyak yang hidup di bawah ketakutan terus-menerus dan menderita dalam kondisi yang memburuk," sambungnya.
Keyword : Arab SaudiPemberontak HouthiPerang Yaman