2019, Saham China Anjlok

Jum'at, 08/03/2019 15:50 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Saham China mengalami penurunan terbesar pada 2019 pada Jumat, karena kekhawatiran tentang penurunan data perdagangan dan pasar ekuitas yang terlalu panas dikombinasikan dengan kekhawatiran global tentang keadaan ekonomi Eropa.

Shanghai Composite Index, pasar saham berkinerja terbaik di dunia pada 2019, turun 4,40 persen karena pasar tutup.

Sentimen di pasar Asia negatif pada Jumat pagi sebelum perdagangan dimulai, Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengumumkan meningkatnya kegelisahan atas kegiatan ekonomi Eropa hanya beberapa bulan setelah akhir tahun pelonggaran kuantitatif diumumkan.

ECB akan memberikan akses yang lebih mudah, lebih murah ke kredit untuk bank-bank zona euro, dengan kenaikan lebih lanjut untuk suku bunga dikesampingkan untuk 2019.

Perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun mendatang telah diturunkan menjadi 1,1 persen untuk zona euro, dengan Jerman dan Italia berjuang khususnya .

Zona Euro adalah salah satu mitra dagang terpenting China, dan perlambatan dalam manufaktur, konsumsi, dan pertumbuhan akan menjadi penyebab utama kekhawatiran bagi eksportir China.

Kekhawatiran itu diperparah pada Jumat oleh data ekspor China yang sangat mengecewakan untuk bulan Februari. Ekspor jatuh 16,6 persen tahun-ke-tahun dalam hal yuan, sementara impor turun 0,3 persen.

Minggu pertama Februari menyaksikan libur nasional Festival Musim Semi selama seminggu, periode yang biasanya memengaruhi data ketika bisnis dan pabrik menutup produksinya. Namun, penurunan dari angka Januari - yang melihat ekspor naik 13,9 persen dan impor naik 2,9 persen - adalah yang terbesar dalam tiga tahun.

Reli pasar saham sejak awal tahun ini mengikuti tahun 2018 yang panas terik, tetapi kesibukan investasi terbaru ini bertentangan dengan data ekonomi 2019 yang mengecewakan.

Investor mencatat dan menjual, mendorong PIGC ke batas harian 10 persen, dengan aksi jual menyebar ke ekuitas lain atas kekhawatiran bahwa mereka juga dinilai terlalu tinggi.

Pasar daratan China termasuk di antara yang berkinerja terburuk pada hari Jumat, tetapi sentimen negatif juga melekat di Jepang dan Hong Kong, dengan Nikkei turun 2,01 persen dan Hang Seng turun 1,91 persen.

Perdagangan Kamis melihat aksi jual yang lebih luas di Eropa dan AS, dengan prospek global yang suram mendorong FTSE 100 London turun 0,53 persen dan Dow Jones jatuh 0,78 persen. 

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya