Kamis, 07/03/2019 21:51 WIB
Kashmir, Jurnas.com - Pemerintah Pakistan mengklaim telah meningkatkan tindakan keras terhadap para kelompok garis keras di negara itu.
Ia mengumumkan telah mengambil kendali atas 182 sekolah agama dan menahan lebih dari 100 orang sebagai bagian dari upaya melawan kelompok-kelompok yang dilarang alis teroris.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan, mengatakan langkah itu adalah bagian dari upaya yang telah lama direncanakan, bukan sebagai tanggapan India atas gagalnya Islamabad mengendalikan kelompok-kelompok teroris di tanah Pakistan.
Pemerintah provinsi telah mengambil manajemen kontrol dan administrasi 182 seminari (madaris)," kata Kementerian Dalam Begeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, merujuk pada sekolah-sekolah agama itu.
Sunny Singh, Wasit Asia Selatan Pertama di Liga Inggris
Ditemukan Nyaris Mati, Baboo Harimau Bengal Kini Siap Dilepasliarkan di Afrika Selatan
Serukan Protes, Imran Khan Calonkan Omar Ayub Jadi Perdana Menteri Pakistan
Puncak ketegangan antara India dan Pakistan kembali mencuat menyusul serangan bunuh diri terhadap konvoi paramiliter India bulan lalu, yang menewaskan 42 tentara di Kashmir, wilayah India.
Serangan bunuh diri yang disebut paling mematikan dalam 30 tahun konflik Kashmir dan diklaim Jaish-e-Muhammad (JeM) yang berbasis di Pakistan, meningkat menjadi perselisihan besar-besaran antara dua kekuatan nuklir Asia Selatan.
Pada 26 Februari, 12 hari setelah serangan JeM, jet-jet tempur India membom wilayah Pakistan, dan mengklaim mengenai sebuah kamp milik kelompok bersenjata dan menewasma banyak pemberontak.
Islamabad yang menyangkal ada korban dalam pemboman itu melancarkan serangannya sendiri di Line of Control (LoC), perbatasan de facto antara kedua negara di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Dalam serangan udara itu, satu pilot angkatan udara India yang jatuh dibebaskan pada 1 Maret sebagai bagian dari "isyarat perdamaian" oleh Pakistan.
Sementara itu, kekerasan dan kematian terus berlanjut di Kashmir, wilayah Himalaya yang diklaim sepenuhnya oleh dua musuh bersenjata nuklir.