Jum'at, 22/02/2019 09:30 WIB
Beijing, Jurnas.com - Semua mata tertuju pada Singapura Juni tahun lalu saat jet jumbo yang membawa Kim Jong-un mendarat di bandara Changi, beberapa hari sebelum pertemuan puncak pemimpin Korea Utara dengan Presiden AS Donald Trump.
Saat Kim Jong un melakukan kunjungan pertamnay ke Singapura, setelah menyelesaikan perjalanan terpanjangnya ke luar negeri sebagai kepala negara, mereka yang hadir melihat itu bukan maskapai Korea Utara dari mana ia baru saja turun, tetapi maskapai China.
Pinjaman Beijing untuk maskapai Air China 747 masuk akal secara logistik, memberi Kim moda transportasi yang jauh lebih andal untuk melakukan perjalanan 4.800 km ke Singapura daripada menggunakan pesawat resminya sendiri yang telah berusia puluhan tahun.
Namun, langkah itu tidak hanya praktis tetapi juga simbolis. Meskipun China tidak hadir secara fisik pada pertemuan AS-Korea Utara diSingapura, China memiliki peran yang tidak dapat disangkal untuk dimainkan di dalamnya.
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Pertemuan puncak lain antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara yang dijadwalkan berlangsung pada akhir bulan ini di Vietnam, pengaruh Beijing sekali lagi dapat diraba.
"Keempat kunjungan itu tampaknya merupakan upaya untuk membuat mereka berdua berada di lembaran musik yang sama," kata
Thayer kepada Al Jazeera. "Itu menunjukkan semacam koordinasi."
Keyword : Korea UtaraEkonomi ChinaAmerika Serikat