Jum'at, 15/02/2019 18:05 WIB
Tuban, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyoroti video viral petani dan pedagang di media sosial yang membuang-buang hasil panen beberapa bulan belakangan.
Seperti diketahui, pada awal bulan ini, heboh petani cabai di Demak membuang cabai busuk di jalanan, lalu diulang pedagang buah naga di Banyuwangi membuang buah naga reject ke sungai dan pengojek sayur di Kerinci membuang kentang kecil dan kubis rusak tidak layak konsumsi.
"Janganlah cabai, kentang, buah naga dan apple dipolitisasi. Kasian petani kita," tegas Amran usai memantau hektaran jagung yang siap panen di desa Talun, Kecematan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (15/2).
Pria yang dijuluki sebagai bapak jagung itu mengungkapkan ada ketidakberesan, karen komoditas itu justru murah saat masuk ke kota dan justru mahal saat masuk ke desa.
Legislator Apresiasi Penerimaan Negara di Jawa Timur Melebihi Rata-rata
Ulama Madura dan Jatim Ajukan Amicus Curiae ke MK
Kasu Tanah di Jatim, Menteri ATR/BPN: Mafia Tanah Rugikan Rakyat dan Negara
"Yang mana yang benar? Kalau sudah masuk ke kota harga murah dan begitu masuk ke desa-desa justru jadi mahal. Ini kan tidak konsisten," jelas Amran.
"Sekarang mereka teriak harga cabai murah, lah dulu mereka bilang pangan mahal. Lah ini yang mana yang benar? Tolong jangan politisasi pangan. Kasian rakyat kita," sambungnya.
Amran menyebutkan keluarga petani di seluruh Indonesia berjumlah 132 juta orang. Kedaulatan pangan berada di tangan mereka. Karena itu jangan buag mereka marah.
"Ingat ketahanan pangan identik ketahan negara, jadi jangan lagi ada dipolitisasi," pungkas Amran.
Keyword : Banjir JagungJawa TimurPolitisasi Pangan