Kamis, 07/02/2019 09:46 WIB
Yerusalem, Jurnas.com - Saingan utama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pemilihan April mendatang memberi sinyal akan akan mengakhiri kontrolnya atas Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Seorang mantan kepala staf angkatan bersenjata, Benny Gantz, berbicara positif tentang penarikan Israel tahun 2005 dari Jalur Gaza, dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada Rabu, yang pertama sejak meluncurkan kampanye pemilihannya pekan lalu.
"Penarikan Gaza telah disetujui pemerintah Israel dan dilaksanakan tentara dan pemukim dengan cara yang menyakitkan tetapi baik," katanya kepada surat kabar Yediot Aharonot.
"(Seseorang harus) belajar darinya dan menerapkannya ke tempat lain. Kita perlu menemukan cara di mana kita tidak mengendalikan orang lain," sambungnya.
Lebih dari 60.000 Warga Palestina Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa yang Diduduki Israel
Tewaskan 33.000 Warga Palestina, Israel Masih Terus Memborbardir Gaza
Inilah Sosok Mohammad Reza Zahedi, Jenderal Iran yang Dibunuh Israel di Suriah
Dengan pembicaraan damai yang dibekukan di sebagian besar pemerintahan Netanyahu selama satu dekade, komentar Gantz disambut oleh Palestina.
Pensiunan Jendral usia 59 tahun itu meluncurkan kampanyenya pada 29 Januari dalam sebuah pidato yang menjanjikan kebijakan diplomatik dan keamanan yang konservatif.
"Sangat menggembirakan jika dia berhasil dan dia berpegang teguh pada pendapat ini," kata juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdeneh kepada wartawan, Rabu (6/2).
Namun, Rdeneh mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak detail tentang kebijakan Gantz.
"Kami belum mengenalnya, kami mendengar tentang dia. Seperti yang terus dikatakan Presiden Abbas: yang kami butuhkan adalah pemerintah Israel yang percaya pada perdamaian," sambungnya. (Al Jazeera)