Pemimpin Oposisi Guaido Dukung Intervensi Militer AS di Venezuela

Sabtu, 02/02/2019 19:21 WIB

Caracas, Jurnas.com - Pemimpin oposisi, Juan Guaido, mengatakan, akan melakukan segala daya dan upaya untuk membawa Venezuela menuju negara yang demokrasi. Ia tidak menok kemungkinan adanya intervensi militer Amerika Serikat (AS).

Kepda Al Jazeera, presiden yang mengangkat dirinya sebagai presiden itu mengatakan, membangun demokrasi adalah salah satu dari lima prinsip yang ingin diterapkan untuk mengatasi krisis yang dihadapi Venezuela.

"Pemerintahan, stabilitas, dampak sosial terendah yang mungkin terjadi, menghadiri darurat kemanusiaan saat ini, mengaktifkan kembali ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja  dan mengarahkan Venezuela ke arah demokrasi," kata Guaido  kepada Lucia Newman.

Guaido menolak untuk mengesampingkan kemungkinan dukungan intervensi militer AS di negara itu, menyusul gejolak politik selama berbulan-bulan setelah kesulitan ekonomi yang  berlangsung selama bertahun-tahun.

Pemimpin oposisi, yang telah diakui sebagai presiden sementara oleh AS, puluhan negara Amerika Latin, Kanada dan Uni Eropa, mengatakan menolak tawaran dari Meksiko dan Uruguay menengahi pembicaraan dengan Presiden Nicolas Maduro.

Guaido mengatakan perselisihan itu bukan antara dua sisi yang sama, tetapi antara sekelompok kecil pemimpin yang ingin melakukan segalanya untuk tetap berkuasa dan masyarakat umum, yang menginginkan perubahan pemerintahan.

"Apa yang kami miliki di sini adalah seluruh negara menginginkan perubahan dan kelompok yang sangat kecil menopang dirinya dengan senjata, telah dicuri dari republik dan dengan ancaman terus-menerus terhadap republik yang menopang mereka dan kewarganegaraan yang dibantai," kata Guaido.

"Saya memahami niat baik Meksiko dan Uruguay dan saya memahami ultimatum yang diberikan Uni Eropa kepada Maduro," katanya, merujuk pada ultimatum Uni Eropa bagi Maduro untuk mengumumkan pemilihan baru pada Sabtu.

"Pihak oposisi telah bersedia untuk bernegosiasi. Kami telah mencoba segalanya. Kami telah memilih, kami abstain. Kami telah melakukan mogok makan. Kami telah memprotes dan mereka telah membunuh kami," kata Guaido.

"Penghentian rezim, pemerintahan transisi dan pemilihan umum yang bebas, segala sesuatu dalam kerangka itu dapat didiskusikan," pungkasnya.

TERKINI
Perang Gaza Disebut Merusak Hubungan Uni Emirat Arab dengan Netanyahu AS Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel saat Pertempuran Berkecamuk di Sekitar Rafah Bukan Hanya Mahasiswa, Anggota Staf Uni Eropa Ramai-ramai Protes Perang Israel di Gaza Istri Mantan PM Pakistan Minta Ditahan di Penjara, Bukan tahanan Rumah Lagi