Muslim New York Gelar Hari Jilbab Dunia

Sabtu, 02/02/2019 08:58 WIB

Washington, Jurnas.com - Sekelompok wanita Muslim turun ke jalan di Balai Kota New York untuk memperingati Hari Jilbab Sedunia, Jumat (1/2) waktu setempat. Kampanye bertujuan untuk membantu menyebarkan kesadaran mengenakan jilbab.

Kampanye dimulai pada 2013, dan pada 2017, Hari Jilbab Dunia menjadi organisasi nirlaba dengan misi  memerangi diskriminasi terhadap perempuan Muslim melalui kesadaran dan pendidikan.

Organisasi ini menetapkan setiap 1 Februari untuk meningkatkan kesadaran tentang wanita Muslim yang mengenakan jilbab, yang sering menghadapi diskriminasi karena melakukannya.

"Saya mengalami banyak diskriminasi saat tumbuh dewasa," kata pendiri Hari Hijab Dunia, Nazma Khan.

"Pelecehan itu terjadi selama bertahun-tahun. Saya tidak ingin saudari lain melewati apa yang saya alami," tambahnya.

Khan, yang datang ke Amerika Serikat (AS) dari Bangladesh pada usia 11 tahun, mengatakan, mengalami kesulitan di sekolah karena menjadi satu-satunya gadis yang mengenakan jilbab, dan itulah sebabnya dia ingin membantu orang lain memahami mengapa dirinya mengenakan jilbab.

Khan menggelar Hari Hijab Dunia di Balai Kota dengan wanita Muslim lainnya yang memegang tanda-tanda yang mengatakan "Hijab adalah Kesederhanaan dan Martabat Kami" dan "Hijab adalah privasi saya".

"Ini akan membawa kesadaran kepada orang-orang. Orang akan dididik tentang jilbab, dan mudah-mudahan, Insya Allah, kita akan dapat mengurangi diskriminasi terhadap wanita Muslim yang memilih untuk memakai jilbab," katanya.

Menurut situs web organisasi itu, wanita di 190 negara ambil bagian dalam Hari Jilbab Dunia tahunan. Pada tahun 2017, negara bagian New York mengakui perayaan hari itu dan House of Commons Inggris menyelenggarakan acara yang memperingati hari itu.

Tetapi meskipun kampanye telah berhasil, Khan mencatat bahwa kebencian juga meningkat.

"Ini gila. Jumlah kebencian yang kamu dapatkan sangat luar biasa. Kami tidak memiliki ini lima tahun yang lalu, ini kebencian yang banyak. Sekarang, terutama untuk dua tahun terakhir, kebencian semakin meningkat," jelasnya.

Menurut sebuah studi oleh New America Foundation tahun lalu, jumlah "kegiatan anti-Muslim" di AS telah meningkat selama empat tahun terakhir.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios