Rabu, 09/01/2019 12:14 WIB
Washington - Militer Myanmar dan Tentara Arakan kembali tegang di negara bagian Rakhine, Myanmar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, lebih dari 4.500 warga desa telah mengungsi.
Jurnas.com melansir dari Anadolu, informasi pengungsian ini dilaporkan juru bicara PBB, Farhan Haq, sudah terjadi sejak 7 Januari atau awal pekan ini.
Haq mengatakan pergerakan pasukan dan bentrokan berlangsung selama beberapa hari terakhir setelah serangan kelompok gerilyawan di pos-pos polisi di Kotapraja Buthidaung pada 4 Januari lalu.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan memimpin misi 29-31 Desember ke desa-desa Taung Min Kalar dan Kan Sauk di kota Kyauktaw dan Auk Thin Pone Tan dan Hpar Kywe Wa di kota Ponnagyun, yang saat itu menampung 1.600 orang pengungsi.
Militer Myanmar Impor Persenjataan Senilai Rp 14,8 Triliun Sejak kudeta
AS Segera Umumkan Lebih Banyak Sanksi pada Junta Myanmar
Wirathu, Biksu Anti Muslim Dapat Penghargaan dari Junta Militer Myanmar
Tentara Arakan tidak menyebut agama sebagai faktor mereka memberontak, di wilayah yang dihuni kelompok etnis Rakhine yang mayoritas beragama Budha.