Selasa, 08/01/2019 18:55 WIB
Doha - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Majid al-Qarternah, mengecam pelanggaran yang dilakukan secara berulang-ulang oleh Israel terhadap Masjid al-Aqsa.
Jurnas.com melansir dari Anadolu, Qarternah, mengatakan, tindakan Israel itu adalah upaya untuk meprovokasi umat Muslim. Ia menulis pernyataan kecaman pasca Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel bersama warga Yahudi fanatik memaksa memasuki Masjid al-Aqsa.
Qarternah menekankan, pelanggaran Israel tersebut merupakan tindakan memancing emosi umat Islam di dunia. Ia juga menyerukan pemerintah Israel bertanggung jawab atas keselamatan Masjid al-Aqsa, menuntut Israel segera menghentikan tindakan provokasi tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Muhammed bin Abdurrahman Al Thani, meminta komunitas internasional untuk mengecam dan menyerukan Israel mengakhiri tindakan berdosa dan melawan hukum terhadap Masjid Al-Aqsa.
Sederet Fakta Tentang Mahasiswa UCLA yang Ditangkap Polisi saat Memprotes Israel
Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
"Kami mengutuk pelanggaran yang meningkatkan ketegangan di Yerusalem, wilayah pendudukan Israel," kata Al Thani lewat akun Twitter-nya.
Pada Senin pagi kemarin, Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel bersama 104 Yahudi fanatik lainnya menyerbu Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel.
Israel Secara resmi mencaplok seluruh kota pada 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada akhir 2015, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melarang menteri dan anggota parlemen memasuki kompleks al-Aqsa untuk menenangkan ketegangan di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyusul serangan berulang yang dilakukan pemukim Yahudi di situs tersebut.
Namun pada Juni, Netanyahu mencabut larangan tersebut, yang kemudian memungkinkan anggota Knesset (parlemen Israel) untuk mengunjungi kompleks tersebut setiap tiga bulan sekali.
Keyword : Israel Teroris Negara TelukTimur Tengah