Selasa, 08/01/2019 10:10 WIB
Singapura - Harga minyak naik pada Selasa (8/1) di tengah harapan perundingan Amerika Serikat-China di Beijing akan menghentikan perselisihan perdagangan antara ekonomi terbesar dunia, sementara pemangkasan pasokan yang dipimpin OPEC memperketat pasar.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka internasional Brent LCOc1 berada di harga US$57,77 per barel pada 01.13 GMT, naik 44 sen, atau 0,8 persen dari penutupan terakhir mereka.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 berada di harga US$48,85 per barel, naik 33 sen, atau 0,7 persen.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan Senin (7/1) malam bahwa Beijing dan Washington dapat mencapai kesepakatan perdagangan, guna mengakhiri perang dagang yang mengguncang pasar global sejak tahun lalu.
Alasan Pertamina Tidak Naikkan Harga BBM di SPBU
Pemangkasan Saudi dan Rusia Bikin Harga Minyak Meroket
Harga Minyak Tergelincir karena Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
Hal ini berdampak positif pula pada pasar saham Asia, yang naik karena investor berharap Washington dan Beijing akan mencapai semacam kesepakatan.
Meskipun ada optimisme seputar perundingan di Beijing, beberapa analis memperingatkan bahwa hubungan antara Washington dan Beijing pada dasarnya tetap goyah, dan bahwa ketegangan dapat segera berkobar lagi.
"Kami tetap khawatir tentang hubungan bilateral paling penting di dunia," kata konsultan risiko politik Eurasia Group dalam pandangannya pada 2019.
"Perusahaan politik AS meyakini keterlibatan dengan Beijing tidak lagi berfungsi, dan itu merangkul pendekatan konfrontatif secara terbuka, dan meningkatnya sentimen nasionalis membuat Beijing tidak mungkin mengabaikan provokasi AS," demikian keterangan Eurasia Group.