Peredaran Daging Celeng di Jawa Harus Ada Izin dari Dinas

Jum'at, 04/01/2019 20:01 WIB

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan, daging celeng alias babi tidak akan beredar di Pulau Jawa tanpa ada rekomendasi dari dinas pertanian. Khususnya daging celeng yang berasal dari Sumatera

Demikian kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina, Kementan, Agus Sunanto, dalam Bincang Asik Pertanian, di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Jumat (4/1).

Agus menjelaskan, celeng, di Sumatera, khususnya di Bengkulu, Jambi dan Palembang, merupakan masalah yang sangat meresahkan petani karena mengganggu tanaman.

"Saking banyaknya celeng, saya pernah ke Bengkulu, saat pesawat ingin landing tiba-tiba celeng melintas, akhirnya pesawat naik lagi. Pernah juga kejadian Lion menabrak celeng hingga pesawat itu lumpuh selama beberapa hari," kisah Agus.

Alasan inilah, para petani memburu babi. Sejak pemburuan tujuh tahun lalu, ungkap Agus, daging celeng melimpah. Permintaan dari Jawa juga tak terkontrol. 

Saat daging sapi dan kerbau mahal, daging celeng itu lalu dioplos kemudian dijadikan bakso dan makanan lainnya, seperti yang ditemukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBOM).

Agus mengatakan, ini menjadi tantangan pemerintah menyediakan pangan yang memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).

Namun demikian, Kementan tetap mengupayakan agar daging itu tetap didistribusikan, mengingat banyaknya daging celeng di Bengkulu, dengan catatan mendapatkan izin dari kepala dinas.

"Karantina tetap mengupayakan daging celeng bisa dimanfaatkan masyarakat yang membutuhkan dan kebun binatang. Karantina akan berkoordinasi dengan dinas yang ada di Sumatera terkait penanganan daging celeng ini dengan tepat," jelasnya.

Agus menjelaskan, Kementan akan menetapkan salah satu produsen di Bengkulu yang dilangkapi dengan Surat Keputusan (SK). Tugasnya adalah mendistribusikan daging babi ke Pulau Jawa sesuai dengan permintaan.

"Pengiriman untuk pakan satwa yang ada di kebun binatang atau dikonsumsi pribadi akan dikeluarkan jika ada rekomendasi dari dinas pertanian di Bengkulu," jelas Agus.

"Jumlah daging yang dikirim juga harus sesuai dengan permintaan. Kalau daging celeng tidak jelas penerimanya khawatir akan tercecer selama di jalan," sambungnya.

Selain itu, Karantina akan menerapkan sistem keamanan berbasis digital atau GPS untuk melakukan pengawasan distribusi daging celeng.

"Metode pengawasan kita dengan tracker yaitu kita dengan memasang GPS pada alat pengangkut. Dari Bengkulu kemudian menyebrang ke Jawa dari Lampung terus ke Cilegon dan terakhir segel dibuka di tempat tujuan," jelasnya.

Agus menjelaskan, kelebihan alat itu adalah mampu melacak pejalan truk yang mengangkut daging tersebut hingga dibongkar di tempat tujuan.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih