Kamis, 03/01/2019 10:14 WIB
Yerusalem - Menteri Keamanan Publik Israel, Gilad Erdan mengumumkan rencana "memperburuk" kondisi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, termasuk menjatah pasokan air dan mengurangi jumlah kunjungan keluarga.
Kebijakan yang rencananya mulai berlaku beberapa minggu mendatang setelah disetujui kabinet Israel, menuai kritikan tajam dari para pemimpin dan aktivis Palestina yang menyebut aturan itu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Kepada wartawan, Erdan mengatakan, rencana itu juga akan kemungkinan menghapus hak memasak dan membatasi tahanan ke televisi serta memblokir dana untuk Otoritas Palestina.
Menteri Erdan mengatakan, kunjungan keluarga sedari dulu sudah dihentikan karena para tahanan berafiliasi dengan gerakan Palestina, Hamas.
Lebih dari 60.000 Warga Palestina Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa yang Diduduki Israel
Tewaskan 33.000 Warga Palestina, Israel Masih Terus Memborbardir Gaza
Inilah Sosok Mohammad Reza Zahedi, Jenderal Iran yang Dibunuh Israel di Suriah
"Rencana itu juga termasuk mencegah anggota Knesset (parlemen Israel) mengunjungi tahanan Palestina," jelas Erdan, yang tahun lalu membentuk komite untuk membuat kondisi penjara lebih keras bagi mereka yang melakukan aksi terorisme.
Kebijakan memisahkan tahanan Hamas yang berafiliasi dengan faksi Palestina, Fatah juga akan berakhir. Erdan mengatakan, menahan narapidana di sel berdasarkan afiliasi organisasi akan memperkuat identitas organisasi mereka.
Keyword : Israel Teroris Tahanan Palestina