Aktivis Perempuan Tuding Presiden Duterte Cabuli Pembantunya

Senin, 31/12/2018 09:54 WIB

Manila -  Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali menuai kecaman karena pernyataannya yang kontrovesial. Ia mengatakan, tidak "menyentuh" asisten rumah tangganya saat masih remaja.

Dilansir dari AFP,  menanggapi pernyataan itu, kelompok-kelompok hak asasi perempuan, menuduh  Duterte melakukan percobaan pemerkosaan dan mendorong pelecehan seksual.

Partai politik hak perempuan, Gabriela mengecam komentar "menjijikkan" Duterte dan menyerukan agar mengundurkan diri. Ia mengatakan, Duterte telah mengaku berusaha melakukan pemerkosaan.

"Pemerkosaan tidak hanya terjadi melalui penyisipan penis. Jika itu jari atau benda, itu dianggap pemerkosaan," kata sekretaris jenderal Gabriela, Joms Salvador.

Pernyataaan pria 73 tahun disampaikan saat mengecam Gereja Katolik atas tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Ia menyebut
gereja, lembaga paling "munafik" di negara yang mayoritas beragama Katolik itu.

Pernyataan pedas Duterter ini merupakan omelan terakhirnya terhadap para uskup dan imam yang telah mengkritik perang narkoba yang telah menewaskan lebih dari 5.000 orang, menurut angka resmi pemerintah itu.

Omongan Duterte ihwal perempuan memang selalu menggelitik, termasuk lelucon pemerkosaan dan membual tentang perzinahan. Ia pernah menceritakan pengalamnya dengan  pendeta di sekolah menengah.

Ia menceritakan kepada pendeta bagaiama dirinya menyelinap memasuki kamar pelayannya saat sedang tertidur. "Saya mengangkat selimut. Saya mencoba merabah-rabah apa yang ada di dalam celana dalam," kata Duterte dalam sebuah pidatonya pada Sabtu (29/12).

"Saat akuy mulai merabahnya, perempuan itu terbangun. Jadi saya meninggalkan kamar," katanya, sembari melanjutkan ceritanya kepada pendeta bahwa ia kemudian kembali ke kamar pelayan dan sekali lagi mencoba menganiaya perempuan itu.

Pada 2016 silam, Duterte memantik kemarahan lewat pidato kampanye pemilihan. Ia mengatakan, ingin memperkosa seorang misionaris Australia yang "cantik" yang telah dibunuh dalam kerusuhan penjara Filipina.

Pendukung perempuan mengatakan komentar terakhir Duterte membahayakan pekerja rumah tangga. Lebih dari satu juta orang Filipina bekerja di luar negeri sebagai pekerja rumah tangga, kata kementerian tenaga kerja

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan