Jum'at, 28/12/2018 09:10 WIB
Yalambojoch – Di antara isak tangisnya yang semakin berat, Catarina Alonzo akhirnya buka suara terkait kematian anaknya, Felipe Gomez Alonzo, saat ditahan oleh Patroli Perbatasan AS.
Catarina mengakui bahwa dia dan suaminya melihat ada peluang masuk AS dengan "jaminan" anak. Pasangan yang datang ke perbatasan dengan membawa anak, dia anggap lebih mudah masuk ke Negeri Paman Sam.
“Banyak dari mereka yang telah pergi bersama anak-anak dan berhasil menyeberang, bahkan jika mereka ditahan satu atau dua bulan sebelumnya,” ungkap Catarina dilansir dari Reuters pada Jumat (28/12).
“Tetapi mereka selalu berhasil menyeberang dengan mudah,” imbuhnya.
Penangkapan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kemungkinan Dilakukan Klan Saingannya
Panitia Olimpiade Paris Terima Api di Athena Menjelang Estafet 68 Hari
Ukraina Luncurkan Pusat Sukarelawan untuk Bergabung dengan Militer
Ditahan di perbatasan AS bersama sang ayah, Alonzo si bocah asal Guatemala meninggal di sebuah rumah sakit New Mexico. Alonzo merupakan bocah Guatemala kedua yang meninggal di perbatasan, menyusul eksodus besar-besaran migran dari Amerika Tengah.
Dalam keterangannya, Catarina menceritakan bagaimana bocah lelakinya dan suaminya, Agustin, yang notabene bekerja sebagai petani, pergi ke AS pada awal Desember untuk mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan, guna melunasi hutang keluarga.
Kedua orang tuanya juga berharap Alonzo mendapatkan pendidikan yang lebih di AS.
Agustin, lanjut Catarina, awalnya ragu dengan keputusan tersebut. Dia juga ragu membawa anaknya ke AS. Namun karena Alonzo merajuk, Catarina dan Agustina akhirnya membawa anaknya itu.
Keyword : Bocah migran tewas Perbatasan AS Amerika Serikat